Fungsi dan Peran Api dalam Seni dan Kehidupan Masyarakat Bali

Authors

  • I Gusti Ngurah Sudibya Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali Jl. Nusa Indah Denpasar, 80235 Bali
  • Pande Made Sukerta Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Sardono Waluyo Kusumo
  • Eko Supriyanto

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v28i2.520

Abstract

ABSTRACT


Fire is made up of three elements, such as heat, combustible materials and oxygen. A fire has heat and light. Fire is used in real life in various human life from cooking, to marriage and to burning dead bodies. Fire is available in space, on earth, and in oneself. Symbolically the fire is employed as a symbol of spirit, a sanctification, a destruction, enlightenment, heating temperatures, fire of romance, and fire of revenge. Overheated is possible when one ignores norms, ethics, and rules.
Library studies, interviews, observations, and experiments are the methods used in this compilation. Fire both as symbol and text, functioned according to the capacity/role of each, both in and outside themselves, the use of it must be controlled for the harmony of the macrocosms and microcosms, when is the right time is to use small, medium and large fire, because all of them is important.

Keywords: function, fire, symbol, harmonic.


ABSTRAK

Api terbentuk dari tiga elemen yakni, panas, bahan mudah terbakar dan oksigen. Api memiliki panas dan cahaya. Api digunakan dalam kehidupan manusia dari memasak, penerangan, perkawinan sampai pembakaran jenazah. Api terletak di angkasa, di bumi, dalam diri. Api dijadikan simbol semangat, penyucian, peleburan, pencerahan, api asmara, api dendam. Terjadi over heated/panas berlebih yang tidak lagi mengindahkan norma, etika, aturan.
Studi kepustakaan, wawancara, observasi, dan percobaan merupakan metode yang digunakan dalam penyusunan ini. Seyogyanya api baik sebagai simbol maupun teks, difungsikan sesuai kapasitas/perannya masing-masing, baik dalam diri maupun diluar diri, semua itu harus dikendalikan penggunaannya, agar keharmonisan bhuana alit dan bhuana agung dapat terwujud, kapan menggunakan api kecil, sedang maupun besar, karena semuanya penting.

Kata kunci: fungsi, api, simbol, harmonis.

References

haya, I N. (2014). Intensitas Budaya dalam Dunia Kepenarian. Panggung, 24 (3), 295-307.

Djelantik, A A M. (1990). Pengantar Dasar Ilmu Estetika. Denpasar: STSI Denpasar.

Maharani, I. A. D. (2016). Representasi Nilai Kosmologi pada Wujud Lokal Banguna Hunian Bali Age, Panggung, 26 (4), 394-406.

Kadjeng, I N. (1997). Sarasamuscaya. Surabaya: Paramita.

Kaler, I G. K. (1993). Ngaben, Mengapa Mayat Dibakar? Pustaka Bali Post, Denpasar.

Kasyap, R. L. (2008). Kekuatan Dewa Agni dan Dewa Indra (Manifestasi Kekuatan Keinginan dan Mental dalam diri kita). Surabaya: Paramita.

Lodra, I N. (2012). Estetika Hindu Di Era Globalisasi. Jurnal Seni Rupa, 11 (1), 12-25.

Mulasno, T. (2007). Pertunjukan Wayang Kulit Parwa pada Upacara Syawalan di Dukuh Dadimulyo, Desa Krecek, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Jurnal Dewa Ruci, Pengkajian dan Penciptaan Seni, 4 (2), 146-174.

Redaksi Pustaka Manik Geni. (1994). Doa Sehari-Hari Menurut Hindu. Jakarta: PT. Pustaka Manikgeni.

Sanjaya, G. O. (2001). Agni Purana. Surabaya: Paramita.

Sudibya, I G. N. (2012). Arsitektural Cahaya. Jurnal Agem, 11 (1), 67 - 98.

Suryabrata, S. (1997). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tabloid Bali Niskala. (2017). Ngepus Caling Api, 38, 20.

Titib, I M. (2003). Teologi dan Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.

Widaryanto, F. X. (2015). Ekokritikisme Sardono W. Kusumo: Gagasan, Proses Kreatif, dan Teks-teks Ciptaannya. Surakarta: Program Pascasajana Institut Seni Indonesia Surakarta.

Wikarman, I N. S. (2006). Caru Palemahan Dan Sasih. Surabaya: Paramita.

Yendra, I W. (2010). Kanda Pat Rare. Surabaya: Paramita.

Triguna, I. B. G. Y. (2003). “Estetika Hindu dan Pembangunan Bali” dalam Nilai-nilai Estetika Hindu dalam Kesenian Bali. (ed) I Wayan Dibia. Denpasar: Widya Dharma, Universitas Hindu Indonesia.

--------------. (2000). Teori tentang Simbol. Denpasar: Widya Dharma, Universitas Hindu Indonesia.

Ritus Kematian Zoroastrianisme, 25/3/2018 , retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Zoroastrianisme

Obor Api Porprov Bali XIII Diambil dari Pura Hyang Api, 25/3/2018, retrieved from http://koranjuri.com/obor-api-porprov-bali-xiii-diambil-dari-pura-hyang-api/

Downloads

Published

2018-06-25

How to Cite

Sudibya, I. G. N., Sukerta, P. M., Kusumo, S. W., & Supriyanto, E. (2018). Fungsi dan Peran Api dalam Seni dan Kehidupan Masyarakat Bali. Panggung, 28(2). https://doi.org/10.26742/panggung.v28i2.520

Citation Check