Kreativitas Sebagai Strategi Pengembangan Musik Kompang Grup Delima di Bantan Tua Bengkalis

Authors

  • Rosta Minawati Program Studi Televisi dan Film dan Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni Rupa dan Desain dan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang Jln. Bahder Johan Padangpanjang, Padangpanjang Timur 27128
  • Nursyirwan Nursyirwan Program Studi Televisi dan Film dan Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni Rupa dan Desain dan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang Jln. Bahder Johan Padangpanjang, Padangpanjang Timur 27128

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v28i3.507

Abstract

ABSTRACT

This article aims to discover the strategy of creativity used by performers of Kompang music in Bantan Tua, Bengkalis. The data was collected through observation, interviews, and documentation. The Kompang Delima Group is one of the kompang groups that has developed kompang as performing art. In 2012 the Delima Group started to include creative movements in their performances. The movement creativities were inspired by the social and cultural life of the people. “Nunduk” is one of the characteristic movements of the Delima Group in Bantan inspired by menoreh (harvesting a rubber). The creativities are developed through the elements of local culture, including movements, formations, and floor patterns, and the emphasis on the clarity of articulation in each line of the recitation of the barzanzi text in order to gain more aesthetic impression of performance.

Keywords: creativity, Kompang music, Delima group, Bengkalis

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan mengungkap strategi kreativitas pemain musik Kompang di Bantan Tua Bengkalis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Grup Kompang Delima adalah salah satu grup Kompang yang mengembangkan musik Kompang sebagai seni pertunjukan. Pada tahun 2012, Grup Delima mulai memasukkan gerak yang kreatif di dalam pertunjukannya. Hasil kreativitas yang dilakukan dengan menggarap gerak yang terinspirasi dari kehidupan sosial dan kultur masyarakatnya. Nunduk adalah gerakan yang khas yang dimiliki grup Delima di Bantan Tua yang terinspirasi dari menoreh (mengambil karet). Kreativitas dilakukan dengan mengembangkan gerak, formasi dan pola lantai, serta penekanan pada kejelasan artikulasi setiap syair barzanji yang dilafalkan agar tercapai kesan estetik dalam penampilannya.

Kata kunci: kreativitas, musik Kompang, grup Delima, Bengkalis

References

Bahri, N. (2008). Kritik Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barker, C. (2005). Cultural Studies: Teori dan Praktik.Yogyakarta: Bentang.

Barkker, J. W. M. (1984). Filsafat Kebudayaan sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.

Bramantyo, T. (2000). Revitalisasi Musik Tradisi dan Masa Depannya. Widjajadi dan Sahid (Ed). Mencari Ruang Hidup Seni Tradisi. Yogyakarta: Fakultas Seni Pertunjukan (BP FASPER).

Brannen, J. (2005). Memandu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

D’Amico, L. (2002). Seni Pertunjukan Tradisional dan Globalisasi: Pilihan Etnik, Etik, dan Estetik. Seni Pertunjukan Indonesia, Th. XI. Jakarta: MSPI.

Devung, G. S. (1997). Seni Pertunjukan Tradisional di Dataran Tinggi Mahakam: Situasi Masa Kini dan Prospek Masa Depan. Seni Pertunjukan Indonesia, Th VIII. Bandung: MSPI.

Endraswara, S. (2010). Folklore Jawa: Macam, Bentuk, dan Nilainya. Jakarta: Penaku.

Hadi, Y. S. (2012). Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Alatas, S. H. (1976). Bahasa Kesusastraan dan Kebudayaan Melayu. Kuala Lumpur: Kementrian Kebudayaan, Belia dan Sukan Malaysia.

Julianto, I. N. L., dkk. 2016. “Nilai Interaksi Simbol Tradisi dalam Wujud Pelinggih pada Ruang Publik”. Panggung 26 (3), 24-34.

Kasidi, HP. 2000. Pengembangan Struktur Pergelaran Wayang Gaya Yogyakarta Masa Kini. IDEA 1 (11), 74-84.

Minawati, R. dan Nursyirwan. 2016. Musik Kompang Bengkalis Riau. Yogyakarta: Graha Cendikia.

Mohamad, Z. B. H. 2000. Istana, Pasar, Desa dan Jalanan: Politik dan Puitika Ruang dan Ekspresi. Seni Pertunjukan Indonesia Thn. X., 52.

Moleong, L. J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Murgiyanto, S. 2004. Tradisi dan Inovasi. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Ngalimun, dkk. 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Poespowardojo, S. 1987. Strategi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Filosofia. Jakarta: PT Gramedia.

Raharja, B. 2000. Kerawitan Jawa dalam Konteks Musik Asia. IDEA 1 (11), 12-22.

Ratna, N. K. 2011. Antropologi Sastra: Peran Unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, N. K. 2011. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruswandi, T. 2016. Kreativitas Mang Koko dalam Kerawitan Sunda. Panggung 26, (3), 92-107.

Sachari, Agus. 2002. Estetika: Makna, Simbol dan Daya. Bandung: ITB.

Sediyawati, Edy. 2004. Penelitian Seni: Jenis dan Metodenya. Lokakarya.Yogyakarta: LPPM ISI Yogyakarta.

Soedarsono, RM. 2001. Metodologi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Bandung: MSPI.

Soegoto, E. S. 2009. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Suryatna, Y. 2003. Ully Hary Rusady: Memadukan Alam, Musik, dan Tradisi. Seni Pertunjukan Indonesia Thn XII. Bandung: MSPI.

Widjajadi, R A. S. 2000. “Menggugat Kemandirian Musik Keroncong”. IDEA 1 (11) 3-18.

Wikandia, R. 2016. “Pelestarian dan Pengembangan Seni Ajak Sinar Pusaka pada Penyambutan Pengantin Khas Karawang.” Panggung 26 (3), 58-69.

Downloads

Published

2018-09-03

How to Cite

Minawati, R., & Nursyirwan, N. (2018). Kreativitas Sebagai Strategi Pengembangan Musik Kompang Grup Delima di Bantan Tua Bengkalis. Panggung, 28(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v28i3.507

Citation Check