Pergeseran Bentuk Siluet Kostum Tari Jaipongan Tahun 1980-2010
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v27i1.233Abstract
ABSTRACK
This article is aimed at identifying the shift in silhouette of Jaipongan costume from its first appearance (in 1980) until thirty years later (2010). The silhouette of Jaipongan costume keeps changing at present, and is believed to become trends followed by other costume designers in different areas. Since it has never been studied by other researchers, the study result is expected to be the reference for future studiesthat focus on Jaipongan. The approach used in this study is aesthetics of form. The result shows that the aesthetics shift in silhouette of Jaipongan costume took place because the designers hadopportunities and freedom to be more expressive in designing Jaipongan dance costumes appropriate to current trends of the era and of the show. The shifts includesilhouette of blouse that entirely appears in silhouette fited and silhouette of skirt from slim line to fit and flare line. While the silhoutte cutting has shifted from amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette toextra redingote silhouette.
Keywords: shift, silhouette, Jaipongan costume periode 1980-2010
ABSTRAK
Tampilan kostum Jaipongan sejak awal kemunculannya hingga kini semakin bervariasi, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran dalam hal siluet kostumnya. Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan tahun 1980-2010 di wilayah Bandung. Persoalan ini penting dikaji karena kajian terhadap bentuk siluet kostum Jaipongan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kostum Jaipongan di Bandung disinyalir menjadi trend senter yang banyak ditiru para penata kostum di wilayah lainnya.Tahun 1980-2010 dipilih karena untuk melihat pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan dari awal kemunculannya hingga genap tiga puluh tahun keterkinian-nya yang masih terus berkembang hingga kini. Pendekatan yang digunakan untuk kepentingan tersebut adalah estetika. Hasil kajian menunjukkan bahwa pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan terjadi karena bermunculanya kreativitas-kreativitas baru yang lebih bebas dan lebih ekspresif dalam hal perancangan desain kostum tari Jaipongan, sebagai upaya menyeimbangan akan tuntutan jaman dan tuntutan pertunjukan. Pergeseran tersebut meliputi siluet kostum atasan yang seluruhnya tampil dalam silhouette fited, dan bentuk siluet kostum bawahan yang berawal dari slim line menjadi fit and flare line. Adapun potongan silhouette diawali amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette, dan diakhiri ekstra redingote silhouette.
Kata Kunci: pergeseran, bentuk siluet, kostum Jaipongan rentang tahun 1980-2010
References
Bing, Agus., dkk. 2009. Kesima Busana dan Rias. Jurnal Gong Majalah Seni Budaya. Edisi 15/x/2009. h.27-41. Yogyakarta: Yayasan Tikar Media Budaya Nusantara.
Caturwati, Endang, dkk. 1997. Rias Dan Busana Tari Sunda. Bandung: STSI Press
Djelantik, A.A.M. 1990. Pengantar Dasar Ilmu estetika Jilid I Estetika Instrumental. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI).
---------------------- 1991. Estetika Sebuah Penghantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Esmod. 1995. Metode Menggambar Mode - Fashion Drawing Method. Jakarta: Esmod Edition.
Herdiani, Een. 2008. Tari Jaipongan Keser Bojong (Kajian Struktur dan Nilai Pada Tari Keseng Bojong Karya Gugum Gumbira). Laporan Penelitian. Bandung: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Mulyana, Edi. 2009. Gugum Gumbira dan Jaipongan Kajian Proses Kreatif. Tesis Program Studi Pengkajian Seni Minat Tari Nusantara. Surakarta: Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI).
Riyanto, Arifah A. 2003. Desain Busana. Bandung : Yapemdo.
Stone, Elaine. 2006. The Dynamic Of Fashion. New York: Fairchilld.
Sudiarti, Tuti. 2008. “Kajian Estetik Busana Kebesaran Sultan Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonanâ€. Tesis Program Studi Magister Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain. Bandung: Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB).
Suryahadi, Aak. 1987. Dasar-Dasar Desain Busana. Jakarta: Depdikbud.
Takamura, Zeshu. 1993. Ladis Fashion Items Fashion With Style. Tokyo-Japan: Graphic-sha Publishing Co.
Wardojo, Soejanto Poespo. 1986. Pengertian Lokal Jenius Dan Relevansinya dalam Modernisasi, dalam Ayat Rohaedi, Kepribadian Budaya Bangsa (Lokal Genius). Jakarta: Pustaka Jaya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.