Reinterpretasi Monumen Bagindo Aziz Chan Karya Arby Samah dalam Ikonografi Erwin Panofsky
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v30i1.1140Abstract
ABSTRACT
Research was entered to trace the Bagindo Aziz Chan monument by Arby Samah trough the iconographic
approach put forward by Erwin Panofsky, as well as to uncover the reason for the contruction of the
monument. The research uses qualitative methods of observation interviews and document.
The figure Arby Samah described in the “Bagindo Aziz Chan Monument” is indeed a Bagindo figure,
which was made using cement plaster technique, making the work began in 1973 by Arby Samah. Reliefs
made in the foundation of the statue tells the sequence of event killed Bagindo Aziz Chan. The use of
the realist style found by the author on the Bagindo Aziz Chan monument although the cultivation of
the statue still looks tough, but the delivery of the sign on the statue is the hope and ideals of Bagindo
Aziz Chan during his leadership as mayor of Padang is clearly depicted. The making of the statue uses a
cement plaster which is a technique commonly technique. Used by sculpture artists in the 1970s. In 2005
Bagindo Aziz Chan was awarded as a national hero from west Sumatera by the central government, and
also on July 19 the people of Padang commemorated the day of death of Bagindo Aziz Chan which was a
tribute to the leader of Padang. And also the name Bagindo Aziz Chan has been enshrined as the name of
a street and a building in the city of Padang.
Keywords: Bagindo Aziz Chan Monument, Iconographic, Erwin Panofsky.
ABSTRAK
Penelitian dimaksudkan untuk menelusuri monumen Bagindo Aziz Chan karya Arby Samah
melalui pendekatan ikonografi yang dikemukakan oleh Erwin Panofsky, serta mengungkap
alasan dibangunnya monumen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara dan dokumen.
Tokoh yang digambarkan Arby Samah pada karya “Monumen Bagindo Aziz Chan” ini memang
sosok Bagindo Aziz Chan, yang dibuat memakai teknik plaster semen, pembuatan karya tersebut
selesai mulai dilakukan pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1973 yang dibuat oleh Arby
Samah. Relief yang dibuat pada landasan patung menceritakan urutan peristiwa terbunuhnya
Bagindo Aziz Chan. Pemakaian gaya realis yang didapati penulis pada monumen Bagindo
Aziz Chan walaupun penggarapan patung tersebut masih terlihat kasar, namun penyampaian
tanda pada patung tersebut merupakan harapan dan cita-cita Bagindo Aziz Chan selama
kepemimpinannya sebagai wali kota Padang tergambarkan dengan jelas. Pembuatan patung
tersebut menggunakan teknik plaster semen yang merupakan teknik yang umum dipakai oleh
seniman patung pada tahun 1970-an. Pada tahun 2005 Bagindo Aziz Chan dianugrahi sebagai
pahlawan nasional asal Sumatera Barat oleh pemerintah pusat, dan juga pada tanggal 19 Juli
masyarakat kota Padang memperingati hari wafatnya Bagindo Aziz Chan yang merupakan
penghormatan kepada pemimpin kota Padang yang tegas dan berani tersebut. Dan juga nama
Bagindo Aziz Chan sudah diabadikan sebagai nama jalan dan gedung di kota Padang.
Kata Kunci: Monumen Bagindo Aziz Chan, Ikonografi Erwin Panofsky
References
Daftar Pustaka
Arifin, Drs. Djauhar. (1985), Sejarah Seni Rupa.
CV ROSDA Bandung.
Budiman, Kris. (2004), Jejaring Tanda-
Tanda, Strukturalisme dan Semiotik
dalam Kritik Kebudayaan. Magelang.
Indonesiatera.
Feldman, Edmund Burke. (1967), Art As Image
And Idea, Prentice-Hall, New Jersey.
Holt, Claire. (2000), Melacak Jejak
Perkembangan Seni Di Indonesia,
(terjemahan). Bandung. Artiline.
Kartodirdjo, Sartono. (1993), Pendekatan Ilmu
Sosial Dalam Metodologi Sejarah,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
KS, Kasman.(1995), Islam dan Kesenian,
Jabrohim dan Berlian, Saudi,
(ed), Majelis K e b u d a y a a n
Muhammadiyah Universitas
Ahmad Dahlan, Lembaga
Litbang PP M u h a m m a d i y a h ,
Yogyakarta
Marianto, M. Dwi. (2006), Seni Kritik Seni.
Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.
Panofsky, Erwin. (1995), Meaning in The
Visual Art, The University of Chicago
Press, Chicago.
Arifin, Toto, Sugiarto. Monumen Masa
Pemerintahan Orde Lama di Jakarta:
Representasi Visual Nasionalisme
Soekarno. Jurnal Panggung Vol.24
No.2 Juni 2014, STSI Bandung.
M. Agus Burhan. Lukisan Ivan Sagita
“Makasih Kollwitz” (2005) dalam
Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia:
Tinjauan Ikonografi dan Ikonologi.
Jurnal Panggung Vol. 25 No. 1 Maret
, ISBI Bandung.
Majalah dan Koran
Hadi, Wisran. (13 September 1996), Arby
Samah Membangkit Batang Tarandam
Untuk di Patungkan Kembali, Haluan.
Tesis
Erfahmi. (2007), Seni Patung Sumatera Barat
Dari Ramudin Sampai Lisa Widiati.
Tesis ISI, Yogyakarta.
Wawancara
Arby Samah, (84 tahun) pematung, wawancara
tanggal 12 agustus 2014 di rumahnya,
jalan Parak Karakah kota Padang.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.