Estetika Tari Réndéng Bojong Karya Gugum Gumbira

Authors

  • Lalan Ramlan Jurusan Seni Tari, FSP, ISBI Bandung
  • Jaja Jaja Jurusan Seni Tari, FSP, ISBI Bandung

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1048

Abstract

ABSTRAK

Tari Réndéng Bojongyang diciptakan oleh Gugum Gumbira pada tahun 1978 dan sepanjang tahun 1980-an, sangat populer di kalangan masyarakat Sunda.Akan tetapi, sejak pertengahan tahun 1990-an bentuk tarian ini tidak pernah terlihat lagi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara komprehensif mengenai berbagai unsur yang membentuknya.Penelitian kualitatif ini mengggunakan teori estetika instrumental dengan metode deskriptif analisis yang tahapan penggalian datanya dilakukan melalui studi pustaka, observasi, dan studi dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan, bahwa tari jaiponganRéndéng Bojong itu wujudnya dibentuk oleh tiga unsur utama, yaitu “bentuk” terdiri dari struktur koreografi, struktur karawitan, dan penataan rias-busana; “bobot” terdiri dari eksistensi senimannya, konsep garap, dan proses garap; “penyajian” yaitu tarian berpasangan yang bernuansa pergaulan.Ketiga unsur tersebut terintegrasi menjadi sebuah kristalisasi estetika tari yang menjadi identitas tari Réndéng Bojong.

Kata kunci: Estetika tari, jaipongan, Gugum Gumbira, tari Réndéng Bojong, estetika instrumental.

 

ABSTRACT


The Réndéng Bojong dance, which was created by Gugum Gumbira in 1978 and throughout the 1980s, is prevalent among Sundanese people. However, since the mid-1990s, this dance form has never been seen again. The purpose of this study is to understand various elements forming it. This qualitative research uses the theory of instrumental aesthetics with descriptive analysis methods in which data collection uses several stages: library study, observation, and documentation study. The results of the analysis are the Jaipongan Réndéng Bojong dance was formed by three main elements, namely, first, "form" consisting of a choreographic structure, musical structure, and makeup arrangement. Second, "weight" includes the existence of the artist, the concept of working on, and the working process. Third, "presentation" is a paired dance with a social nuance. The three elements integrated into a dance aesthetic crystallization, which is the identity of Réndéng Bojong dance.

Keywords: dance aesthetics, jaipongan, Gugum Gumbira, Réndéng Bojong dance, instrumental aesthetics.

References

Caturwati, E. dan L. Ramlan, ed. (2007). Gugum Gumbira Dari ChaCha ke Jaipongan. Bandung: Sunan Ambu Press, STSI Bandung.

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI.

Hastuti, B. Budi dan Supriyanti(2015). Metode Transformasi Kaidah Estetis Tari Tradisi Gaya Surakarta. Panggung, 25 (4), 356-367.

Mulyana, E. dan L. Ramlan. (2012). Tari Jaipongan (Buku Ajar). Bandung: Jurusan Seni Tari Press, STSI Bandung.

Murgiyanto, S. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar: Sebuah Kritik Tari. Bandung: CV. Gevin Ganan.

Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: CV. Cipta Prima Nusantara.

Rusliana, Iyus. (2008). Penciptaan Tari Sunda Gagasan Global Bersumber Nilai-Nilai Lokal. Bandung: Etnopublisher, STSI Bandung.

Saepudin, A. (2013). Konsep dan Metode Garap dalam Penciptaan Tepak Kendang Jaipongan.Panggung, 23 (1), 1-30.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Downloads

Published

2019-12-01

How to Cite

Ramlan, L., & Jaja, J. (2019). Estetika Tari Réndéng Bojong Karya Gugum Gumbira. Panggung, 29(4). https://doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1048

Citation Check