PRAKTIK RITUAL TARI TARAWANGSA PADA SAJIAN BENTUK GARAP “POHACI” (TEMBANG TUBUH PADI)

Penulis

  • Sari Mulyati Pascasarjana ISBI Bandung
  • Lili Suparli

DOI:

https://doi.org/10.26742/mklng.v8i2.1800

Abstrak

ABSTRAK

Tari Tarawangsa lahir dari tradisi pola kehidupan bertani masyarakat Rancakalong. Kesenian ini berfungsi sebagai upacara ritual yang berhubungan dengan religiusitas untuk penghormatan atas Nyi Pohaci, sebagai Dewi Padi, dari ungkapan rasa syukur terhadap Sang Pencipta. Bentuk garap pertunjukan “Pohaci” menyajikan berbagai unsur yang terdapat dalam ritual Tarawangsa, seperti pembacaan bubuka oleh Saehu, adanya sesajen dan berbagai atribut ritual, musik Tarawangsa, hingga ibu-ibu penari yang mengenakan selendang warna warni khas penari Tarawangsa yang memiliki makna tersendiri. Tubuh Tarawangsa pada masyarakat Rancakalong menginspirasi konsep dari teater tubuh yang diusung dalam garap “Pohaci”.  Spirit Pohaci ini tidak terlepas dari rasa syukur atas keberkahan yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Garap pertunjukan “Pohaci” Tembang Tubuh Padi, memvisualisasikan ketubuhan Pohaci sebagai ibu bumi. Keikhlasan dan kemuliaannya terhadap Tuhan yang Maha Esa, member kehidupan bagi seluruh umat manusia.

 

Kata Kunci: Tari Tarawangsa, Pohaci, Teater Tubuh.

 

ABSTRACT

Practice Of The Tarawangsa Dance Ritual In The Serving Of The "Pohaci" Garap (Tembang Body Rice), December 2021. Tarawangsa dance was born from agricultural life tradition of Rancakalong people. It functions as ceremonial ritual related to religiosity to honorNyiPohaci, as the goddess of rice, to express thankfulness to the Almighty God. "Pohaci" performance serves many elements that are present in Tarawangsa ritual, such as the reading of "bubuka" by "saehu", offerings and other ritual atributes, Tarawangsa music, also female dancers wearing colorful shawl that is unique to Tarawangsa with each individual meanings. Tarawangsa body in Rancakalong people inspiring the concept of body theatrical in "Pohaci" performance. The spirit of "Pohaci" can not be free from the value of thankfulness over the overflowing gifts from the Almighty God. "Pohaci” (TembangTubuhPadi) performance is visualizing the embodiment of Pohaci as the mother earth. Her sincerity and nobility to the Almighty God, gives life to all kind of humanity.

 

Keywords: Tarawangsa Dance, Pohaci, Body Theatrical.

 

 

Referensi

Aliyudin, Muklis. (2014). “Nilai-nilai Religi-usitas Masyarakat Rancakalong”. Program Pascasarjana. Universitas Islam Negeri. Bandung.

Arti Penting dari Setiap Huruf Hijaiyah Beserta Rahasia Maksudnya. http://ww-w.almunawwar.or.id/arti-penting-dari-setiap-huruf-hijaiyah-beserta-rahasia-maksudnya/ diakses pada 18 Oktober 2021.

Batiktulisgiriloyo. (2020). Motif Batik Wahyu Tumurun Sebagai Busana Pembawa Petunjuk Bagi Pemakainya. https://batikt-ulisgiriloyo.com/blog/motif-batik-wahyu-tumurun-sebagai-busana-pembawa-petunjuk-bagi-pemakainya diakses pada 18 Oktober 2021.

Iskandar, Johan dan Budiawati S. Iskandar. 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: PT Kiblat Utama Buku.

Lenggani, D. S., & Turyati, T. (2021). TARI BADAYA WIRAHMASARI RANCAEKEK. Jurnal Seni Makalangan, 8(1).0)

Murgiyanto, Sal dan Rustopo. (2003). Mence-rmati seni pertunjukan I Perspektif kebudayaan, ritual, hukum. Surakarta: PPS STSI Surakarta.

Setiawan, S., & Jatnika, A. (2021). TARI GANDAMANAH. Jurnal Seni Makalangan, 8(1).

Sumardjo, Jakob. (2013). Simbol-Simbol Mitos Pantun Sunda. Bandung: Penerbit Kelir.

Diterbitkan

2021-12-31