PROSES KREATIF MAMAT RAHMAT DALAM KENDANG TARI TRADISI SUNDA

Authors

  • Riky Oktriyadi Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung Jln. Buah Batu No. 212 Bandung 40265

DOI:

https://doi.org/10.26742/mklng.v7i1.1290

Abstract

ABSTRAK

Mamat Rahmat adalah sosok pengendang tari tradisi Sunda yang pada saat ini masih konsisten dalam bidangnya sebagai pengendang. Kemampuannya dalam kendang tari tradisi Sunda banyak didedikasikan untuk ISBI Bandung karena telah memberikan penghidupan bagi dirinya. Di sisi lain, kemampuannya pun banyak diminta oleh sanggar sanggar tari yang ada di kota Bandung seperti Studio tari Indra, Pusbitari, dan sebagainya. Sebagai pengendang tari tradisi Sunda, ia mampu memberikan pengungkapan karakter dalam tari tradisi Sunda melalui tepakan kendangnya. Maka[PO1]  tidaklah berlebihan dan sepantasnya apabila ia menyandang gelar sebagai maestro kendang tari. Dalam tulisan ini akan diungkap bagaimana proses kreatif Mamat Rahmat dalam mencapai kompetensinya sebagai pengendang tari Tradisi Sunda. Penulis akan mengupas pembahasannya melalui metode observasi dan wawancara. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Mamat Rahmat mampu menjadi seorang pengendang tari Sunda yang kreatif, karena ditunjang oleh faktor keturunan (genetik), keterampilan, pengalaman, kepribadian, dan juga bisa menari.

Kata Kunci: Mamat Rahmat, Proses Kreatif, Kendang Tari Sunda.

  

ABSTRACT

A Creative Process of Mamat Rahmat in Sundanese Traditional Dance Kendang, June 2020. Mamat Rahmat is a figure of drummer of Sundanese traditional dance who is still consistent in his field as a drummer. His skill in Sundanese traditional dance drums (kendang) is mostly dedicated to ISBI Bandung because he has been given his livelihood here. On the other hand, his skill has been much demanded by many dance studios in Bandung such as Indra dance studios, Pusbitari, and so on. As a drummer of Sundanese traditional dance, he is able to provide the expression of character in Sundanese traditional dance through his drum beat. So it is not excessive and appropriate if he bears the title as a maestro of dance kendang. In this paper, it will be revealed how is the creative process of Mamat Rahmat in achieving his competence as a drummer of Sundanese traditional dance. The author will explore the discussion through the method of observation and interviews. The result of this study shows that Mamat Rahmat is able to become a creativeSundanese dance drummer because he is supported by heredity (genetic), skills, experience, personality, and dancing ability.

Keywords: Mamat Rahmat, Creative Process, Sundanese Dance Kendang.

 

 

 [PO1]Oleh sebab itu,

References

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, kebudayaan & perkembangan Iptek. Bandung, Alfabeta.

Santosa, Ucu Mulya. 2009, Tesis. “Garap Kendang Mamat Rahmat Dalam Tari Keurseus”. Pascasarjana, ISI Surakarta.

Trustho. 2005. Kendang Dalam Tradisi Tari Jawa. STSI Pres. Surakarta.

Supanggah, Rahayu. 2002. “Bothekan Karawitan I”. Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta.

_______. 2009. “Bothekan Karawitan II Garap”. Program Pascasarjana. ISI Surakarta.

Suparli, Lili. Gamelan Pelog Salendro Induk Teori Karawitan Sunda. Sunan Ambu Press, STSI, Bandung.

Rahmat, Mamat. 2012. Wawancara. Perumahan Bumi Kencana, Rancaekek, Bandung.

Soepandi, Atik. 1978. “Penuntun Pengajaran Karawitan Sunda”. Proyek Peningkatan Pengembangan ASTI Bandung.

Tarya, Moh. 2008. Pengantar Pengetahuan Tari Sunda. Hasil pengetikan ulang buku lama koleksi perpustakaan STSI Bandung.

Downloads

Published

2020-11-24