PENGGAMBARAN MASKULINITAS TOKOH DALAM FILM SALAWAKU

Authors

  • Yosua Putra Wisena Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/layar.v9i1.2406

Keywords:

Salawaku-film, Binaiya, masculinity, sequence

Abstract

ABSTRACT This article examines a boy named Salawaku in the film “Salawaku”. The film Salawaku tells the story of a boy who leaves the village to look for his brother Binaiya. In the search for his brother, when he left the village, the masculinity of Salawaku was very clear. This research was conducted using a qualitative descriptive method. Research data were collected from film sequences. The analysis was conducted based on the concept of masculinity. The results of the research, in several film sequences there is a masculinity character of a Salawaku who is so thick. The explanation of masculinity analysis is explained in detail with explanations in several film sequences. The conclusion that can be drawn from the analysis is that the masculinity of a Salawaku has a relationship with the local culture or environment. That way, the local culture or environment forms a Salawaku into someone who has a thick masculinity. ABSTRAK Artikel ini meneliti seorang anak laki-laki bernama Salawaku dalam Film “Salawaku”. Film Salawaku bercerita tentang seorang anak lelaki yang pergi meninggalkan desa untuk mencari kakaknya Binaiya. Dalam pencarian kakaknya tersebut, ketika meninggalkan desa terlihat begitu jelas maskulinitas dari diri seolang Salawaku. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data penelitian dikumpulkan dari sekuen-sekuen film. Analisis dilakukan berdasarkan konsep maskulinitas. Hasil dari penelitian, dalam beberapa sekuen film terdapat karakter maskulinilas dari seorang Salawaku yang begitu kental. Penjelasan analisis maskulinitas dijelaskan secara rinci dengan penjelasan dalam beberap sekuen film. kesimpulan yang dapat diambil dari paparan analisis adalah maskulinitas dari seorang Salawaku memiliki keterkaitan dengan budaya atau lingkungan setempat. Dengan begitu, budaya atau lingkungan setempat membentuk seorang Salawaku menjadi seorang yang memiliki maskulinitas yang kental.

References

Akhmad, Imam. (2021). Analisis Nilai-Nilai pada Tari Saman. Jurnal Seni Makalangan, Vol. 8 (1), 1-9.

Arianegara, Pritagita. (2017). Salawaku. Jakarta: Kamala Film. Diakses di https://www.hotstar.com/ (10 Janu-ari 2022)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Barker, Chris. (2003). Culture Studies: Theory & Practice. London, Ca., New Delhi: Sage Publications

Demartoto, A. (2010). Konsep Maskulinitas dari Jaman ke Jaman dan Citranya dalam Media. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Kimmel dan Amy Aronson. (2002). “Men and Masculinities: A Social, Cultural, amd Historical Encyclopedia Volume 1:A-j”. USA: ABC Clio.

Kurnia, M. Rizky. (2017). Penerapan Kom-posisi Dinamik Pada Penyutradaraan Film Drama Televisi Genre Road Movie “Jalan Pulang”. Skripsi. Insti-tut Seni Indonesia Yogyakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. (2012). Teori, Me-tode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuanti-tatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Downloads

Published

2023-02-02

How to Cite

Wisena, Y. P. (2023). PENGGAMBARAN MASKULINITAS TOKOH DALAM FILM SALAWAKU. LAYAR: Jurnal Ilmiah Seni Media Rekam, 9(1), 3–10. https://doi.org/10.26742/layar.v9i1.2406

Citation Check

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.