Makna Simbolis Upacara Ritual Nadran Empang di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu (Kajian Simbol dan Makna)
DOI:
https://doi.org/10.26742/jbe.v5i2.1762Keywords:
Nadran Empang, Karangsong, Simbol dan maknaAbstract
ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan proses pelaksanaan Upacara ritual Nadran Empang di masyarakat Desa Karangsong, beserta makna dan simbol yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan mengolah data menggunakan teknik triangulasi. Analisis dalam skripsi ini, menekankan pada pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terutama para pelaku ritual, terhadap simbol-simbol yang terdapat pada prosesi upacara ritual Nadran Empang. Penelitian ini juga menggunakan teori Clifford Geertz mengenai simbol, yaitu interpretivisme simbolik untuk membedah masalah penelitian. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa, Upacara ritual Nadran Empang merupakan ritual yang dilakukan oleh masyakarat Desa Karangsong sebagai bentuk rasa syukur masyarakat sekaligus harapan agar terhindar dari mara- bahaya. Nadran Empang terbagi ke dalam beberapa aspek pelaksanaan kegiatan yaitu doa bersama, makan bersama, larung Meron dan ruwatan wayang. Di setiap aspek pelaksanaan, terdapat berbagai macam simbol yang dimaknai oleh masyarakat. Secara umum, pemaknaan masyarakat Desa Karangsong terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam Upacara ritual Nadran Empang berkaitan dengan kepercayaan, kebersamaan, dan harapan masyarakat Desa Karangsong sendiri.
Kata Kunci: Nadran Empang, Karangsong, Makna-Simbol
ABSTRACT This research is about the process of ceremony Nadran Empang at Karongsong region, then the meaning and symbol in it. The researcher used qualitative method and the design that was used is triangulasi. The analysis of the research concern on society sense especially people who did the ritual towards the symbols which was in the ceremony process of ritual Nadran Empang. And also used Clifford Geertz theory which was about symbol, is interpretivisme symbolic to analyze the research. The result of this research conclude that, Ritual Nadran Empang ceremony is the ritual which was done by the people of Karongsong region as a symbolic to feel the grateful, and also believe to that ritual to avoid from such a disaster. Nadran Empang divided in to several aspect, they are pray, eating together, Larung meron and ruwatan wayang. Each aspect has various kind of symbol which is being sense by the society, society sense of Karongsong region to the symbols which is in the ritual Nadran Empang ceremony related to the belief, togetherness, and society’s hopes.
Keywords: Nadran Empang, Karangsong, symbol-sense
References
Buku
Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Geertz, C. (2016). Sadur Budaya, The Interpretation of Cultures. Yogyakarta: Kanisius.
Hadi, M. S. (2018). Tradisi Nadran di Bandengan Cirebon: Antara Mitos dan Realitas. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Kasim, S. (2013). Budaya Dermayu: Nilai- nilai Historisn Estetis dan Transdental. Yogyakarta: Poestakadjati.
Koentjaraningrat. (1985). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. (1998). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurdin, R. (2016). Perwujudan Yang Sakral Melalui Nadran Di Cirebon. Bandung: Intitut Seni Budaya Indonesia.
Pamungkas, R. (2003). Tradisi Ruwatan. Yogyakarta: Narasi.
Setyobudi, I. 2001. Menari di antara Sawah dan Kota: Ambiguitas Diri, Petani-petani Terakhir di Yogyakarta. Magelang: IndonesiaTera bekerja sama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford Foundation
Setyobudi, I. 2020a. Komodifikasi revitalisasi tradisi di Cihideung, Kabupaten Bandung Barat: Analisa produks-diri masyarakat. Disertasi Program Doktor Antropologi Pasca Sarjana FISIP Unpad. Bandung: Unpad.
Setyobudi, I. 2020b. Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu Press.
Syam, T. (2016). Perilaku Komunikasi Masyarakat Nelayan Pada Pesta laut
Nadran Di Pelabuhan Karangantu. Semarang: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Winarno, H. d. (2016). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal
Isfiyatun. (2017). Negosiasi Tradisi Islam dan Tradisi Lokal dalam Perayaan Nadran di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyal Kabupaten Indramayu. Yaqzan Vol. 3 (2), 13-27.
Nining, N. A., dkk. (2013). Tradisi Upacara Nadran Pada Masyarakat Nelayan Cirebon Di Kelurahan Kangkang Bandar Lampung. Jurnal Budaya Vol.1, 11.
Nurdin, R. (2015). Lakon Bedug Basu Dalam Upacara Nadran. Jurnal Panggung Vol.1(1), 45-54.
Susilowati, E. J. (2017). Penguatan Kinerja Budidaya Tambak Dalam Rangka Penciptaan Ketahanan Pangan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3(2), 202-216.
Warta, I. n. (2017). Filosofi Ritual Sesuai Kearifan Lokal Mewujudkan
Kehidupan Harmoni. Jurnal Agama Hindu.
Downloads
Published
Issue
Section
Citation Check
License
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit , provide a link to the license, and indicate if changes were made . You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
Notices:
You do not have to comply with the license for elements of the material in the public domain or where your use is permitted by an applicable exception or limitation .
No warranties are given. The license may not give you all of the permissions necessary for your intended use. For example, other rights such as publicity, privacy, or moral rights may limit how you use the material.