PERUBAHAN FUNGSI PERTUNJUKAN WAYANG GOLEK PURWA DARI SAKRAL KE PROFAN PADA SYUKUR LAUT PAMAYANGSARI
DOI:
https://doi.org/10.26742/be.v5i1.1591Abstract
ABSTRAK Tradisi syukur laut sudah ada sejak tahun 1975, diisi dengan ritual pelarungan jempana dan diakhiri pertunjukan wayang golek purwa. Fungsi awal sebagai media ruwatan berubah menjadi hiburan. Perubahan tersebut menarik perhatian untuk diteliti. Dengan rumusan, bagaimana struktur dan perubahan fungsi pertunjukan wayang. Adapun tujuan penelitian yaitu ingin mendeskripsikan struktur pertunjukkan dan perubahan fungsinya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan tahapan pengumpulan data menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara, dan studi dokumentasi. Kemudian, pengolahan data membuat transkrip hasil pengamatan dan wawancara mendalam. Selanjutnya, dianalisa dengan teori fungsionalisme Malinowski. Hasil penelitian ini adalah telah terjadi perubahan fungsi pertunjukkan wayang golek purwa dari sakral menjadi profan/hiburan, disebabkan oleh berubahnya sistem kepercayaan masyarakat, cara berpikir modern, kebutuhan masyarakat akan hiburan, adanya konflik, bencana alam tsunami, dan pengaruh kebudayaan luar, serta didukung oleh sponsor dan anjuran dari Bupati Kabupaten Tasikmalaya untuk menghilangkan unsur sesaji.
Kata Kunci: Wayang, Sakral, Profan, dan Syukur Laut.
ABSTRACT The tradition of sea gratitude has existed since 1975, filled with jempana rituals and ending with the purwa puppet show.It’s initial function as a medium for ruwatan turned into entertainment. These changes attract attention to research. With the formulation, how the structure and function changes of wayang performances. The research objective is to describe the structure of the performance and changes in its function. This research uses qualitative methods, with the stages of data collection using participant observation techniques, interviews, and documentation studies. Then, data processing makes transcripts of observations and in-depth interviews. Furthermore, it is analyzed by Malinowski's theory of functionalism. The results of this study are that there has been a change in the function of the purwa puppet show from sacred to profane / entertainment, caused by changes in people's belief systems, modern ways of thinking, people's needs for entertainment, conflicts, natural disasters, tsunamis and external cultural influences, as well as being supported by sponsorship and advice from the Regent of Tasikmalaya Regency to eliminate the element of offerings.
Keywords: Wayang, Sacred, Profan, and Gratitude for the Sea
References
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi, Abu. (1997). Ilmu Sosial dasar, Ed Baru, Jakarta: Rineka Cipta.
Bogdan, Robert, dan Tylor. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.
Penerjemah Arief Rujhan, Surabaya: Usaha Nasional.
Bungin, Burhan. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. (1985). Perbandingan Agama, Jakarta: Bumi Aksara.
Eliade, Mercia. (2002). Sakral dan Profan, Yogyakarta: Wan Dwi.
Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi Penelitian Kebdayaan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hariwijaya. (2017). Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Thesis & Disertasi, Jakarta: Elmatera.
Hedy, Cahya. (2011). Bandung(Puseur) Pedalangan Sunda dalam Dua Ratus Tahun Seni di Bandung, Bandung: Pusbitari Press.
Hedy, Cahya. (2016). Nilai, Makna, dan Simbol Dalam Pertunjukan Wayang Golek Sebagai Representasi Media Pendidikan Budi Pekerti, Bandung. Panggung, 26 (2), 122.
Hidayat, Wahyu. (2019). Data Monografi Desa Cikawungading, Tasikmalaya.
Marsaid. (2016). Islam dan Kebudayaan: Wayang Sebagai Media Pendidikan Islam di Nusantara, Jurnal Kontemplasi, 4 (1), 60.
Masroer. (2015). Spiritualitas Islam Dalam Budaya Wayang Kulit Masyarakat Jawa dan Sunda, Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama, 9 (1), 25.
Miles dan Huberman (1992). Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Muhammad, Nurdianah. (2013). Memahami Konsep Sakral dan Profan Dalam Agama-Agama. Substantia, 15 (2), 278-279.
Mulyadi. (2005). Ekonomi Kelautan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pamungkas. (2008). Tradisi Ruwatan: Misteri dibalik Ruwatan, Yogyakarta: Narasi.
Pusat Bahasa. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rosari, Renawati W. (2013). Kamus Seni Budaya, Surakarta: PT Aksara Sinergi Media.
Saepuloh. (2006). Buku Panduan Metodologi Penelitian, Malang: Fakultas Syari’ah Bandung.
Setyobudi, I. (2020). Metode Penelitian Budaya (Desain Penelitian dan Tiga Model Kualitatif). Bandung: Sunan Ambu Press.
Solichin, Suyanto, dan Sumari. (2016). Ensiklopedi Wayang Indonesia Edisi Revisi Aksara B Jilid 2.
Suanda, A. Sapaat. (1993). Saresehan Pedalangan di Pasundan, Jawa barat: RRI Bandung, 1-15
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta.Jurnal Budaya Etnika, Vol. 5 No. 1 Juni 2021 56
Sunarya, I Ketut. (2012). Pendidikan Tinggi Seni Berkarakter Budaya Adiluhung Estafet Generasi Kreatif yang Berkelanjutan, Jurnal Pendidikan
Karakter, II (2), 184.
Syam, Nur. (2005). Islam Pesisir, Yogyakarta: LkiS.
Sumber Internet
Calung. Diakses pada tanggal 29 Mei 2020, pukul 13.30 WIB, dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/calung_sunda/
https://sains.kompas.com/read/2016/07/18/07294931/10.tahun.tsunami.pangandaran.tsunami.dahsyat.tanpa.isyarat.gempa?page=all/10 Tahun Tsunami Pangandaran, Tsunami Dahsyat Tanpa Isyarat Gempa. Diakses pada tanggal 27 Februari 2020, pukul 8.30 WIB.
Jaran Kepang Jawa Timur, Jaranan atau Kuda Lumping. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2020, pukul 10.47 WIB,
dari Kemeriahan Tradisi Syukur Laut di Pantai Pamayangsari Tasikmalaya.
Diakses pada tanggal 22 Januari 2020, pukul 12.00 WIB,
dari https://www.inibaru.id/tradisinesia/kemeriahan-tradisisyukur-laut-di-pantai-pamayangsaritasikmalaya/Manajemen Keperawatan. Analisis Data Kualitatif. Diakses pada tanggal 2 februari 2020, pukul 11.00 WIB, dari http://elsye.staff.umy.ac.id/pengolahandata-kualitatif/Pencak Silat Seni Bela Diri dari Indonesia. Diakses pada tanggal 29 Mei 2020, pukul 13.30 WIB,
dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/pencak_silat/Pesta Syukur Laut di Pantai Pamayangsari tanpa Kepala Kerbau. Diakses pada
tanggal 24 Januari 2020, pukul 10.00
WIB,
/Wayang Golek. Diakses pada tanggal 30 Mei
, pukul 10.00 WIB,
dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/wayang_golek/
Wildah, Adiba, Zahrotul. (2018). Sinkretisme Agama Kasus Ritual Baritan (Sedekah Laut) di Desa Asemdoyong Pemalang, UIN Jakarta, Indonesia, Jakarta
Downloads
Published
Issue
Section
Citation Check
License
You are free to:
- Share — copy and redistribute the material in any medium or format for any purpose, even commercially.
- Adapt — remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
- The licensor cannot revoke these freedoms as long as you follow the license terms.
Under the following terms:
- Attribution — You must give appropriate credit , provide a link to the license, and indicate if changes were made . You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.
Notices:
You do not have to comply with the license for elements of the material in the public domain or where your use is permitted by an applicable exception or limitation .
No warranties are given. The license may not give you all of the permissions necessary for your intended use. For example, other rights such as publicity, privacy, or moral rights may limit how you use the material.