Archives - Page 2

  • Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi
    Vol. 28 No. 2 (2018)

    Panggung in this edition provides 9 articles with the theme “Dinamika Keilmuan Seni Budaya dalam Inovasi Bentuk dan Fungsi.” This theme describes how the science of arts is dynamic in its development as well as its interactions among different disciplines as shown in various arts forms and their functions discussed in the articles.  Among different art formsexamined in this edition, dance is a main focus in six articles. Vinlandari et al. discuss a form of local dance, Tari Pakujajar, as a means for transforming Sundanese values to students through learning process in a junior high school (SMP)in Sukabumi, West Java. Meanwhile, Irdawati and Sukri, Wahyuni et al., Herawati and Prihatini explore the development and reconstruction of local dances in several cities of Indonesia: in Riau, Minangkabau, and Surakarta, to see how those dances transformed, changed, and reconstructed into new forms.  Further, Supriyanto approaches dance in the studyof the embodiment by using the events of Indonesia Dance Festival and Sasikirana Dance Camp as a case study. Following this, Sudibya pays attention to the role of fire as a main facet in Balinese culture, including in several forms of Bali dances.  Another article from Sobarna et al. discuss toponymy of places in Banyumas regency, Central Java, as a border zone between Sundanese and Javanese culture by which the two cultures mix together in the area.  Last but not least, Yuliansyah deliberates visual aspects in advertisement as a core of study explaining discursive and presentational aspects in the ads of “Indonesia Milik Siapa?”

  • Kontestasi Tradisi: Seni dalam Visualisasi Estetik, Naskah, dan Pertunjukan
    Vol. 28 No. 1 (2018)

    Panggung in the first edition of 2018 brings about the theme "Contestation of Traditions: Art in Aesthetic Visualization, Manuscripts, and Performances." This theme is the main idea contained in the nine articles presented.
    Tradition is still the main source of inspiration both in creative processes and the reconstruction as well as the reinterpretation of art in its various forms. This can be found in ancient texts as discussed in Hendra Santosa's et al. of Sumanasantaka Kakawin. While the reconstruction of performances and the reinterpretation of traditional arts are found in Soemaryatmi's about colossal works in the Bangunrejo dance. Further, Dedi Rosala et al. discussed the development of the pendul mask in Karawang regency, and Joko Aswoyo et al. discussed the meaning of the folk art festival in Magelang. Furthermore, I Ketut Yasa discusses various changes in the Kebyar flute in Bali from organological and musicological perspectives, while Bedjo Riyanto, et al., explained the development of alternative puppets in the midst of 'authentic' shadow puppet hegemony.
    Meanwhile, in the world of artistic creation, tradition has also never been exhausted through various research processes as outlined in the Srinatih's article.
    The development in the fashion world can be found in the writings of Suharno et al. who discussed the importance of Fashion Curation in Jember Fashion Carnival. Finally, Franzia portrays the latest phenomena in Visual Design studies by discussing the importance of personal branding on social media.

  • Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Contemporary Context
    Vol. 27 No. 4 (2017)

    Jurnal Panggung in this edition presents a theme “Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Contemporary Context”. The journal contains nine articles discussing different issues in the area of visual arts, performing arts, and art education. Several articles deliberate on how traditional arts in a current era need to be contextualised. In different areas of arts, traditions become sources for creating arts as well as developing traditional performances as shown in Haris’ paper entitled “Be Yourself”, Daryana’s work about Karinding, Hadi’s about classical dance in Yogyakarta and Latifah et al. about using Keroncong ornaments to improve Western vocal techniques. In the area of visual arts, especially in design, there are several issues in developing design using traditional materials and components as well as tradition as inspirations, as shown in the articles of Fibirianie et al., Mutaqin’s, and Natalia’s et al. works. Meanwhile, improving the function of museum to be a site for historical and educational tourism can be found in Hermawan’s article. Further, comparing ideas and forms of visual arts in different eras found in Adyana’ article about the notable paintings of “The Last Supper”.Those articles offer different perspectives in interpreting and re-reading traditions in contemporary context.

  • Education, Creation, and Cultural Expression in Art
    Vol. 27 No. 3 (2017)

    Education, Creation, and Cultural Expression in Art
  • The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts
    Vol. 27 No. 2 (2017)

    The theme of Panggung in this edition is Revitalisasi Tradisi, Ritual dan Seni Pariwisata (The Revitalization of Tradition, Ritual and Tourism Arts). The theme refers to the variety of topics presented in nine articles covering visual art, traditional ritual management, tourism arts, traditional leadership and traditional rituals.
    Related to tourism arts, Hersapandi emphasizes the importance of Roro Joggrang's ballet dance in a tourism package, which is very potential to increase tourist visit at Prambanan Temple. Meanwhile Sukistono uses the object of wayang golek in Yogyakarta to emphasize the importance of revitalizing the tradition to be presented to tourists. Related to the theme of traditional leadership, Suhaenah et al explores the Babarit tradition management form at Serentaun ceremony in Cigugur Kuningan, while Engkus took a case study of Panengen culture in Rancakalong in questioning the issue. Furthermore, Restela and Narawati take the case of Rampoe dance to describe the cultural characteristics of Acehnese society, including in relation to traditional leadership.


    In the field of fine arts, Zwain and Bahaudin observe the development of eclectic style at shop houses by taking a case study at Sun Yat Sen museum in Penang Malasyia. Meanwhile, Pandanwangi and Damayanti analyze the visualization of women in traditional Chinese paintings. Furthermore, in relation to traditional ceremonies, Rizal and Anwar discuss the function of art and culture in Rancakalong, Sumedang as a medium to increase the development of food system, while Fahmi, Gunardi and Mahzuni examine the functions and myths in the Nyangku custom ceremony in Ciamis, West Java.

  • Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi
    Vol. 27 No. 1 (2017)

    Jurnal Panggung edisi pertama di tahun 2017 ini mengambil tema Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi. Tema tersebut menggambarkan luasnya isu dan cakupan dalam artikel-artikel yang dipilih kali ini yang mencakup berbagai aspek dalam bidang seni pertunjukan, bahasa dan sastra, teknik industri tekstil, industri kreatif batik hingga seni rupa. Sembilan artikel dalam edisi ini merupakan hasil penelitian yang menawarkan berbagai perspektif dan solusi atas beragam persoalan seni budaya yang dihadapi masyarakat dewasa ini.
    Di bidang industri tekstil, Aldi Hendrawan mendiskusikan perkembangan dan inovasi teknik marbling pada tekstil dengan menggunakan bahan baku lokal berupa tepung maizena dan tapioka sebagai ganti gel pada teknik marbling. Selanjutnya, di bidang seni pertunjukan terdapat sejumlah artikel, yakni Dini Nurlelasari dkk menjelaskan pendekatan historis terhadap perkembangan pertunjukan Sintren di Indramayu; Maryono melakukan pendekatan linguistik pragmatik terhadap tari Bedhaya Tejaningsih sebagai ritual jumenengan Raja Paku Buawana XIII di Surakarta; dan Rohmat dkk menggambarkan pertunjukan Sandhur di Tuban sebagai refleksi peralihan masyarakat agraris menuju budaya urban. Dalam kajian visual, Mira Marlianti dkk membahas perkembangan bentuk siluet pada kostum Jaipongan dalam kurun waktu 30 tahun (1980-2010); dan Willy Himawan dkk mengeksplorasi penggunaan media sosial instagram sebagai inspirasi dalam berkarya seni rupa yang bertemakan identitas. Dalam kajian bahasa, N. Rinaju Purnomo wulan dkk mengaplikasikan media permainan berupa Kartu Opat Kalima Pancer dan fesyen popular bernuansa kearifan lokal untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya Sunda di masyarakat. Di bidang industri kreatif, Suyanto melakukan kajian terhadap filsafat Wayang Beber untuk mendukung industri kreatif batik di Pacitan. Terakhir, di bidang sastra, Kamelia Gantrisia mengkaji teknik fotografi dalam karya sastra realisme Jerman L’Adultera karya Theodor Fontane. Semoga artikel-artikel tersebut bermanfaat bagi pembaca. Selamat membaca!

     

     

  • Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan
    Vol. 26 No. 3 (2016)

    Visualisasi Nilai, Konsep, Narasi, Reputasi Seni Rupa dan Seni Pertunjukan
  • Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya
    Vol. 26 No. 2 (2016)

    Dalam kajian semiotika, estetika, dan kreativitas mengandung tiga unsur utama, yaitu: tentang hakekat karya seni dan objek-objek indah hasil karya seniman; tentang maksud dan tujuan penciptaan karya seni serta cara bagaimana memahami dan menafsirkannya; selanjutnya mencari tolok ukur penilaian karya seni dengan kaedah-kaedah tertentu yang memadai. Tolok ukur bobot dan keindahan karya seni juga harus dikaitkan dengan besar kecilnya kesempurnaan yang ditampilkan karya seni. Kreativitas budaya visual dalam menyajikan karya seni, sebagai persembahan mimesis yaitu ekspresi perasaan dan pikiran seorang seniman yang mencoba mengungkapkan perasaan dengan menggunakan pikiran dan imaginasi.

     

  • Nilai dan Identitas Seni Tradisi dalam Penguatan Budaya Bangsa
    Vol. 26 No. 1 (2016)

    Nilai dan identitas dalam  ruang  multidimensi  yang  terjadi saat ini menimbulkan  konsekuensi  yang  besar terhadap  perkembangan budaya bangsa, Di satu pihak keaslian dan di pihak lain adanya pengaruh perkembangan budaya global. Globalisasi memang tidak terelakkan, Suatu kebudayaan baru yang sedang dibentuk, jelas belum memiliki sendi-sendi yang kokoh. Dalam persaingan kebudayaan, sendi yang demikian cepat goyah dan ditinggalkan. Dalam proses globalisasi adalah mengglobalnya suku-suku tertentu. Suku-suku yang mengglobal tersebut akan tetap memelihara identitasnya. Dengan demikian faktor identitas amat berperan, hanya suku atau masyarakat yang memiliki identitas yang kuat dan lentur yang mampu bertahan dan menjadi subjek di dalam proses perubahan. Secara prinsip nilai dan identitas mempunyai kekhasan tersendiri dalam proses kreatifnya. Pencarian ide selanjutnya diseleksi, sehingga terjadi suatu difusi namun tetap menunjukkan ciri atau identitasnya. Menakar identitas dapat dipantau melaui tiga bentuk, yaitu identitas budaya, identitas sosial, dan identitas pribadi. Identitas budaya muncul karena seseorang itu merupakan anggota dari sebuah kelompok etnik tertentu, sedangkan identitas sosial adalah akibat dari keanggotaan kita dalam suatu kelompok kebudayaan. Adapun identitas pribadi lebih berdasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang. Ketiga hal inilah menjadi salah satu penguatan budaya bangsa.

  • Ekspresi, Makna dan Fungsi Seni
    Vol. 25 No. 3 (2015)

    Panggung merupakan jurnal ilmiah tentang Seni Budaya maupun ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu yang berkaitan serta berhubungan dengan kedua ranah wilayah kajian tersebut.

    Panggung memiliki visi dan misi mengembangkan Seni dan Budaya lokal-tradisi, sekaligus perhatian dengan masalah dinamika Seni dan Budaya mutakhir (kontemporer) yang berlangsung ditengah-tengah komunitas tradisi maupun urban.

  • Identitas dalam Bingkai Seni
    Vol. 24 No. 3 (2014)

  • Fenomena dan Estetika Seni
    Vol. 24 No. 1 (2014)

  • Eksplorasi Gagasan, Identitas, dam Keberdayaan Seni
    Vol. 23 No. 2 (2013)

    Panggung merupakan jurnal ilmiah tentang Seni dan Bu- daya maupun ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu yang berkaitan serta berhubungan dengan kedua ranah wilayah kajian tersebut.

    Panggung memiliki visi dan misi mengembangkan Seni dan Budaya lokal-tradisi, sekaligus perhatian dengan ma- salah dinamika Seni dan Budaya mutakhir (kontemporer) yang berlangsung di tengah-tengah komunitas tradisi maupun kosmopolit.

  • Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajaran Seni
    Vol. 23 No. 1 (2013)

    Panggung merupakan jurnal ilmiah tentang Seni dan Budaya maupun ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu yang berkaitan serta berhubungan dengan kedua ranah wilayah kajian tersebut.

    Panggung memiliki visi dan misi mengembangkan Seni dan Budaya lokal-tradisi, sekaligus perhatian dengan masalah dinamika Seni dan Budaya mutakhir (kontemporer) yang berlangsung di tengah-tengah komu- nitas tradisi maupun kosmopolit.

26-50 of 57