The Traditional Art of Terebang Gebes in Mikanyaah Munding Culture

Authors

  • Gugun Gunardi Universitas Padjadjaran ( UNPAD ) Bandung Jln. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
  • Taufik Ampera Universitas Padjadjaran ( UNPAD ) Bandung Jln. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
  • Unang Yunasaf Universitas Padjadjaran ( UNPAD ) Bandung Jln. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v27i3.277

Abstract

ABSTRAK

Konservasi Budaya Lokal Mikanyaah Munding sebagai Landasan Village Breeding Center Kerbau adalah penelitian yang dilaksanakan oleh kami terkait dengan bentuk penangkaran kerbau berbasis budaya tradisional, yang dilaksanakan di Desa Cikeusal-Tasikmalaya. Di dalam budaya “Mikanyaah Munding” juga ternyata terdapat pelestarian berbagai seni tradisi Sunda, diantaranya adalah Seni Terbang Gebes. Dalam tulisan ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian etnografi, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan teknik wawancara. Dari pembahasan hasil penelitian diperoleh antara lain; sistem penangkaran kerbau berbasis budaya lokal Mikanyaah Munding, yang di dalamnya terdapat; kebiasaan masyarakat setempat di dalam memperlakukan ternak kerbau, kosa kata khusus terkait dengan peternakan kerbau, hajat lembur yang ada hubungannya dengan peternakan kerbau, dan berbagai bentuk kesenian tradisional Sunda yang dilaksanakan dalam rangka budaya Mikanyaah Munding. Dalam artikel ini akan dibahas salah satu kesenian terkait, yaitu Seni Terbang Gebes.

Kata Kunci: Budaya, Mikanyaah-Munding, Seni Terbang Gebes

ABSTRACT
Conservation of local culture “Mikanyaah Munding” (or Nurturing Buffalos) as the base of Village Breeding Center of “Kerbau” is a research done on traditional “kerbau” breeding in Cikeusal, Tasikmalaya. “Mikanyaah Munding” reserve a variety of Sundanese traditional art performance, one of which is “Seni Terbang Gebes”. This essay uses qualitative method involving ethnography as its perspective. The data is collected from interviews. Our findings from analysis are: the habit of locals in treating their buffalos; specific vocabulary on breeding; festivities in relation to breeding and all kinds of Sundanese traditional art performance included in “Mikanyaah Munding”. This essay discusses one of its art performance, “Seni Terbang Gebes”.

Keywords: Culture, Mikanyaah Munding, Seni Terbang Gebes

 

References

Benard, Russell, H. 1994. Research Methods in Anthropology. London-New Delhi: Sage Publications.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan LPM Unpad. 2007. Kajian Pembentukan Model Perbibitan Kerbau Berbasis Sumberdaya Lokal dan Kebutuhan Masyarakat. Kerjasama Dinas Peternakan dan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koentjaraningrat. 1971. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Suwardi, MS. 2001. “Kearifan Lingkungan Masyarakat Melayu dalam Bunga Rampai Kearifan Lingkungan”. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Spradley, James, P. 1987. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.

Downloads

Published

2017-11-14

How to Cite

Gunardi, G., Ampera, T., & Yunasaf, U. (2017). The Traditional Art of Terebang Gebes in Mikanyaah Munding Culture. Panggung, 27(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v27i3.277

Citation Check