Inovasi Dolalak Lentera Jawa II karya Melania Sinaring Putri

Authors

  • Putri Rachmawati Institut Seni Indonesia (ISI ) Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara 19 Surakarta
  • Nanik Sri Prihatini Institut Seni Indonesia (ISI ) Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara 19 Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1047

Abstract

ABSTRACT

Lentera Jawa II Dolalak Dance is a new dance composed by Melania Sinaring Putri in 2014. It was created to represent Indonesia at the festival in Malaysia on 12-15 November 2014. The creation is impressive because there are innovations made by the choreographer. The theory presented in the creation process is the theory of Alma M. Hawkins, which includes exploration, improvisation, and composition. The method used in this research is a qualitative method with ethnochroeology approach. The research findings conclude the forming of a new composition. The form of the performance produced looks masculine but coquettish because of the existence of the more energetic dance movements, large-volumed, and faster movement tempo. The level playing, the line in the floor formation, and energetic dancer’s strength is a result of innovation in this work. The choreography elements are compacted, so they only performed in 8 minutes long.

Keywords: Lentera Jawa II Dolalak, creation process, innovation, choreography


ABSTRAK

Tari Dolalak Lentera Jawa II merupakan sebuah karya tari baru yang disusun oleh Melania Sinaring Putri tahun 2014. Karya ini diciptakan untuk mewakili Indonesia pada Festival di Malaysia pada tanggal 12-15 November 2014. Garapan ini menarik karena terdapat inovasi yang dilakukan koreografer. Teori yang dijadikan sebagai pisau bedah proses penciptaan menggunakan teori Alma M. Hawkins, yaitu eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan etnokoreologi. Hasil penelitian ini menyimpulkan terbentuknya komposisi baru, bentuk sajian yang dihasilkan terkesan berkarakter gagah namun centil karena gerak tari yang dihasilkan lebih energik, bervolume besar dan adanya tempo gerak yang lebih cepat. Permainan level, garis pada formasi lantai, dan kekuatan pada penari yang energik merupakan hasil dari inovasi pada karya ini. Elemen-elemen koreografi yang dipadatkan menghasilkan pertunjukan yang berdurasi 8 menit.

Kata Kunci: Dolalak Lentera Jawa II, proses penciptaan, inovasi, koreografi

References

Ariastuti, I. dan Risnawati. (2018). Bentuk Pengembangan Baru Tari Manyakok sebagai Upaya Pelestarian Tradisi. Panggung 28 (3), 511-521.

Minawati, R. dan Nursyirwan. (2018). Kreativitas Garap sebagai startegi pengembangan Musik Kompang Grup Delima di Bantan Tua Bengkalis. Panggung 28 (3), 346-359.

Murgiyanto, S. (2004). Tradisi dan Inovasi. Jakarta: Widatama Widya Sastra.

Pramutomo, R.M. (2007) Etnokoreologi Nusantara (Batasan Kajian, Sistematika, dan Aplikasi Keilmuannya). Surakarta: ISI Press.

Prihartini, N. S. (2000). Perkembangan Kesenian Dolalak Di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Tahun 1968–1999 (Sebuah Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Tesis pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Soedarsono R.M. (1990). Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

___________(1978). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, CV.

Tasman, A. (2008). Analisa Gerak dan Karakter. Surakarta: ISI Press.

Widyastutieningrum, S. R dan Wahyudiarto, D. (2014). Pengantar Koreografi. Surakarta: ISI Press Surakarta.

Downloads

Published

2019-12-01

How to Cite

Rachmawati, P., & Prihatini, N. S. (2019). Inovasi Dolalak Lentera Jawa II karya Melania Sinaring Putri. Panggung, 29(4). https://doi.org/10.26742/panggung.v29i4.1047

Citation Check