Hubungan Strategi Distinction Masyarakat Makassar Dengan Penggunaan Bebunyian Kultural Ganrang Pa‘Balle dalam Upacara Ritual Pernikahan
DOI:
https://doi.org/10.26742/jal.v11i1.3388Abstrak
Penelitian kualitatif ini bertujuan membahas dan mengkritisi penggunaan bebunyian kultural ganrang pa’balle dalam konteks ritual pernikahan masyarakat Makassar. Data yang diperoleh berdasarkan observasi dan analisis literatur menunjukkan adanya perbedaan pola tabuhan ganrang pa’balle jika digunakan dalam pernikahan kalangan karaeng, anak karaeng paninik dan tau samarak. Berdasar dari konsep pemikiran Bourdieu, hal itu merupakan strategi distinction. Strategi ini digunakan oleh kalangan karaeng untuk melegitimasi dominasi relasi kuasanya terhadap kelas di bawahnya dalam konteks arena sosial.
Kata kunci: ganrang pa’balle, pernikahan, distinction, dan relasi kuasa
Referensi
Abdullah, Hamid. 1985. Manusia Bugis Makassar. Jakarta: Inti Indayu Press.
Bourdieu, Pierre. 1984. Distinction. London : Routledge.
Hartoko, Dick. 1991. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius.
Haryanto. 2005. Kekuasaan Elit. Yogyakarta: PLOD Universitas Gadjah Mada.
Mame, A. Rahim . 1977. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Sulsel
Salim, Muhammad & Ambo Enre, Fachruddin. 1995. I La Galigo Jilid I. Jakarta: Djambatan.
Sutton, R. Anderson. 2002. Calling Back The Spirit. Music, Dance, and Cultural Politics in Lowland South Sulawesi.New York: Oxford University Press.
Wahid, Sugira. 2010. Manusia Makassar. Makassar: Pustaka Refleksi.