PELATIHAN TARI JAIPONGAN BOJONGAN DI SANGGAR TARI GIRI MAYANG KABUPATEN BANDUNG

Authors

  • Lalan Ramlan
  • Jaja Jaja

DOI:

https://doi.org/10.26742/pib.v0i0.3140

Abstract

Dinamika perkembangan tari Jaipongan hingga saat ini didominasi oleh tarian putri, sehingga kondisi ini menumbuhkan pemahaman bahwa tari Jaipongan itu adalah tarian putri. Untuk mengembalikan eksistensi penari putra (jalu; Sunda), salah satu upaya yang dipandang tepat adalah melakukan kegiatan pelatihan kepada siswa-siswi di Sanggar Giri Mayang dengan materi tari berpasangan putra dan putri bernuansa pergaulan. Untuk kepentingan tersebut, digunakan metode Participation Action Reseach (PAR) yang di dalamnya menempatkan tiga kata kunci saling berkaitan satu sama lain, yaitu meliputi; partisipasi, riset, dan aksi. Adapun hasil dari kegiatan pelatihan ini adalah terjadinya alih keterampilan materi repertoar tari Jaipongan Bojongan dari pelaksana PKM kepada para siswa-siswi sanggar Giri Mayang, sehingga materi ini menjadi perbendaharaan baru yang selanjutnya dijadikan sebagai materi pelatihan di sanggar Giri Mayang. Dengan demikian terjadi alih generasi, terutama tumbuhkembangnya animo anak laki-laki (pria; putra) untuk mempelajari tari Jaipongan yang bermuara pada kembalinya keberadaan (eksistensi) penari ‘Jalu’. Kata kunci: pelatihan, jaipongan, Bojongan, berpasangan, penari jalu

Downloads

Published

2024-01-18