Kendangan Wayang Golek Ugan Rahayu: Respon Masyarakat dan Dampak pada Kesenian Wayang Golek

Authors

  • Yosep Nurdjaman Alamsyah Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/jp.v7i1.1675

Keywords:

Ugan Rahayu, Kendangan, Wayang Golek.

Abstract

Kendangan (tepak kendang) karya Ugan Rahayu memberikan suasana yang lebih hidup dan hégar dari pola kendang sebelumnya. Untuk mencapainya, Ugan mengganti sistem tuning kendang lama dengan kendang jaipongan, memainkan tempo yang lebih cepat, dan mengisi kakawén dengan kendangan yang sebelumnya tanpa kendang. Upaya Ugan adalah untuk mengatasi kebosanan dalam pementasan Wayang Golek yang dinilai monoton dan menimbulkan suasana ngantuk pada pertunjukan dini hari hingga pagi. Suasana hégar kendangan Ugan menjadi hidup dari awal hingga akhir. Sejak 1999 hingga sekarang, salah satu muridnya Endang Rachmat (Berlin) menggantikan Ugan karena kesehatannya yang menurun. Kreativitas Ugan diterima masyarakat dan membangkitkan semangat pertunjukan Wayang Golek Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara dengan informan. Analisis data dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan pola kendang Ugan Rahayu dengan pola kendang sebelumnya. Kendangan Ugan memberikan dampak negatif, antara lain para pemain kendang muda tidak mempelajari pola kendang klasik, sehingga dikhawatirkan pola kendang klasik akan semakin menghilang dari ranah Wayang Golek.

References

Cahya. (2000).Asep Sunandar Sunarya, Tokoh dan Kreator Pedalangan Sunda.Tesis S-2 Pengkajian Seni Pertunjukan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,.

Suaman, Maman, et al.,(1994).Pola Dasar Iringan Wayang Golek Purwa Ala Bandung.Laporan Penelitian. Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia Bandung.

Suparli, Lili.(2010).Gamelan Pelog Salendro Induk Teori Karawitan Sunda. Deni (ed). Bandung: Sunan Ambu Press.

Supriatna, Nanang. (1985)“Tinjauan Deskriptif Pola Kendangan Wayang Golek Purwa Geter Malati. Skripsi S-1 Jurusan Karawitan. Bandung: Akademi Seni Tari Indonesia Bandung,.

Suryana, Jajang. (2002). Wayang Golek Sunda: Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

DAFTAR NARASUMBER

Berlin, Endang (54), pengendang Giri Harja III, Kampung Sadah, Banjaran Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Mulya, Asep (alm), seniman dan seorang dalang senior, Kampung Cijereleng, Desa Cikedokan, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Jawa Barat.

Rahayu, Ugan (64), seniman yang berprofesi sebagai pemain kendang. Dusun Cipaku RT.01/RW.15 Paku Pandang Ciparay 40381 Bandung Jawa Barat.

Rohman, Oman (alm), seniman dan pemain kendang senior. Kampung Cibiru RT. 02/RW. 10 Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Suparli, Lili (50), dosen pengajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung.Griya Bandung Asri II No.123 RT. 07/RW. 11 Logam Bandung Jawa Barat.

Undang (59), seniman yang berprofesi sebagai pemain kendang. Jln. Pasar Kemis Tarogong Kalér, Kabupaten Garut Jawa Barat.

Published

2022-02-12

Citation Check