Religious Transformation Of Seni Dodod At Mekar Wangi Village South Banten

Authors

  • Yuliawan Kasmahidayat

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v22i3.73

Abstract

Selama proses transformasi budaya ditemukan adanya persinggungan antara seni tradisi dengan seni modern di luar wilayah seni Dodod. Dewasa ini terbentuk Gubahan Seni Dodod yang berfungsi sebagai sarana upacara perkawinan dan khitanan. Proses enkulturasi dilakukan secara formal di sekolah dengan menerapkan Gubahan Seni Dodod sebagai materi pembelajaran seni budaya. Pe­ nerapan Seni Dodod dalam bentuk asli serta gubahannya merupakan pewarisan non formal yang dilakukan di sanggar Seni Dodod, kalangan remaja, dan warga desa. Pemaknaan religiusitas Seni Dodod   terekspresikan dalam kehidupan masyarakat desa Mekar Wangi, didasarkan pada pemak­ naan yang dilakukan oleh para pimpinan pondok pesantren. Pemaknaan didasarkan pada penjelasan, yang menerangkan, menampakkan, menyibak, serta merinci tujuh ayat Al­Qur’an, yang melahirkan pemaknaan pada keutuhan ragam gerak, kostum yang digunakan, syair pantun Lutung Kasarung, dan mantra atau do’a yang digunakan dalam Seni Dodod, serta Seni Dodod sebagai kebudayaan dan kesenian Islam. Tampaknya kedudukan Seni Dodod dewasa ini mengalami pergeseran yang semula sebagai sarana ritual pertanian, kini menjadi bagian penting dalam upacara perkawinan dan khita­ nan, namun tidak sampai menjadi seni yang sekular.

 

Kata Kunci: Transformasi religiusitas, seni dodod

 

 

References

Agus, Bustanuddin.

(2006). Agama Dalam Kehidupan Manusia. Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: Grafindo.

Ahimsa, Putra., Heddy Shri.

(2001). Strukturalisme Levi-Strauss Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press.

Aiken., D. Henry.

(2002). Abad Ideologi. Jogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Al-Qaardhawi, Yussuf.

(1998). Islam Bicara Seni. Alih Bahasa Wahid Ahmadi. Solo: Intermedia.

-----------. (2000). Islam dan Seni. Alih Bahasa Zuhairi Misrawi. Bandung: Pustaka Hidayat.

Barker, Chris.

(2005). Cultur Studies. Teori dan Praktik.Terjemahan Cultural Studies: Theory and Practice. Yogyakarta: Bentang (PT. Bentang Pustaka).

Dibia, I Wayan .et.al.

(2006). Tari Komunal. Buku Pelajaran Kesenian Nusantara. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Djajadiningrat, Hosein.

(1983). Tinjauan Kritis Tentang Sejarah Banten. Sumbangan Bagi Pengenalan Sifat-Sifat Penulisan Sejarah Jawa. Jakarta: Djambatan.

Ekadjati, Edi. S..

(1985). Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah). Jakarta: Pustaka Jaya.

Gulliot, Claude.

(1990). The Sultanate of Banten. Jakarta: Gramedia Book Publishing Division.

Hasbullah.

(2001). “Islam dan Transformasi Kebudayaan Melayu Riau (Integrasi Islam Dalam Kebudayaan Melayu di Siak Sri Indrapura Propinsi Riau)â€. (Tesis). Bandung: Program Pascasarjana UNPAD.

Iskandar, Yoseph.

(2001). Sejarah Banten. Dari Masa Nirleka (Prasejarah) hingga Akhir Masa Kejayaan Kesultanan Banten (abad ke-17). Jakarta: Tryana Sjam’un Corp.

Kasmahidayat, Yuliawan

.(2002). “Individualisme dan Kolektivisme Masyarakat Petani di Banten Selatan (Studi Interaksi Simbolik dari Upacara Rasulan di Desa Mekar Wangi, Banten Selatan)â€. (Tesis). Bandung: Program Pascasarjana UNPAD.

-------------------------------. (2011). Agama Dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: Bintang Warli Artika.

Lubis, Nina .H.

(2003). Banten Dalam Pergumulan Sejarah (Sultan, Ulama,Jawara). Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia.

Sumardjo, Jakob.

(2006). Khazanah Pantun Sunda Sebuah Interpretasi. Bandung: Kelir.

Turmudzi, H.M. Didi.

(2002). “Transformasi Budaya Pasundan Melalui Sistem Persekolahan di SMU Pasundanâ€. (Disertasi). Bandung: Pascasarjana UNPAD.

Yahya Omar,H.M. Toha

. (1983). Hukum Seni Musik, Seni Suara dan Seni Tari dalam Islam. Jakarta: Widjaya.

Downloads

Published

2012-07-01

How to Cite

Kasmahidayat, Y. (2012). Religious Transformation Of Seni Dodod At Mekar Wangi Village South Banten. Panggung, 22(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v22i3.73

Citation Check