PATHET SEBAGAI STRUKTUR ADEGAN WAYANG KULIT JAWATIMURAN SUBGAYA MALANGAN
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v33i4.2929Abstract
References
Christianto, W. N. (2003). Peran dan Fungsi Tokoh Semar Bagong dalam Pergelaran Lakon Wayang Kulit Gaya Jawa Timuran. Humaniora: 15 (3), 285-301.
Christianto, W. N., Haryono, T., Simatupang, G. R. L. L., & Soetarno. (2009). Pathet: di Atas Kertas dan di Atas Panggung Wayang Kulit dalam Perspektif Teori Praktik. Resital: 10 (2), 165-177.
Fidelia, R. & Pratama, D. (2018). Busana Kerajaan Tokoh Gatotkaca Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Visual Heritage: 1 (1), 78-81.
Hastanto, S. (2009). Konsep Pathet dalam Karawitan Jawa. Surakarta: ISI Press.
Kiswantoro, A. (2020). Perancangan Bioskop Wayang Lakon Jabang Tetuka. Wayang Nusantara: 4 (1), 40-48.
Kurniawati, A. S. (2018). Wayang Jawa Timuran Lakon Gandamana Luweng (Kajian Struktur dan Makna). Mudra: 33 (1), 9–16.
Marlina, S. & Jatmika, A. (2020). Kreativitas dan Inovasi dalam Penyajian Tari Wayang Gatotkaca. Jurnal Seni Makalangan: 7 (1), 31-45.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis: An Expanded Source
Book. Diterjemahkan oleh Rohidi, T. (2014). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press.
Nugroho, S. (2018). The Aesthetics Effect of Surakarta-Style Pakeliran on East Javanese Pakeliran. Harmonia: 18 (2), 153-161.
Nugroho, S., Sunardi, & Murtana, I.N. (2018). Garap Pertunjukan Wayang Kulit Jawa Timuran. Acintya: 10 (2), 149-158.
Nugroho, S., Sunardi, & Murtana, I.N. (2019). Pertunjukan Wayang Kulit Gaya Kerakyatan: Jawatimuran, Kedu, dan Banyumasan. Surakarta: ISI Press.
Pamuji, I. A. & Darsono. (2017). Garap Gending Jula-Juli Lantaran Gaya Malangan. Keteg: 17 (2), 69-79.
Pudjastawa, A. W. & Perdananto, Y. (2021). Construction of Malang Leather Puppet Show. 1st International Conference Of Education, Social And Humanities (INCESH 2021), 69-76.
Randiyo. (2011). Makna Simbolis Lakon Kangsa Adu Jago dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. Harmonia: 11 (1), 17-26.
Ristiono, J. (2018). Fungsi Gending Ayak Wolu pada Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran Ki Surwedi. Sorai: 11 (2), 18-32.
Riyanto, B. & Mataram, S. (2018). Perkembangan Wayang Alternatif di Bawah Hegemoni Wayang Kulit Purwa. Panggung: 28 (1), 1-15.
Rusliana, I. (2017). Wayang dalam Tari Sunda Gaya Priangan. Panggung: 26 (2), 152-165.
Samodro, W. & Sarwanto, S. (2019). Struktur Dramatik Lakon “Mintaraga” Sajian Wayang Wong Sriwedari. Panggung: 29 (1), 88-101.
Santoso, T., Harpawati, T., & Prihartanti, N. (2009). Mendidik Tanpa Menggurui melalui Dongeng Anak. Gelar: 7 (2), 214-227.
Saptodewo, F. (2013). Kajian Mitologi dan Dekonstruksi Tokoh Wayang Tetuka. Deiksis: 5 (03), 239-250.
Saptodewo, F. (2017). Kajian Karakter Wayang Jabang Tetuka melalui Metode Penelitian Artistik. Jurnal Desain: 4 (3), 184-190.
Soetarno. (2011). Gaya Pedalangan Wayang Kulit Purwa Jawa serta Perubahannya. Mudra: 26 (1), 1-16.
Sudarsono. (2012). Garap Lakon Kresna Dhuta dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta Kajian Tektual Simbolis. Harmonia: 12(1), 75-86.
Sugiarto, A. (2009). Karawitan Pakeliran Gaya Jawa Timuran. Resital: 10 (2), 106-111.
Sunardi., Nugroho, S., & Kuwato. (2017). Pertunjukan Wayang Babad Nusantara: Wahana Pengajaran Nilai Kebangsaan bagi Generasi Muda. Panggung: 26 (2), 195-207.
Supriyanto, H. (2006). Kedudukan dan Fungsi Pesinden Wayang Malangan di Keluarga Komunitas Seni Pertunjukan dan Masyarakatnya: Kajian Budaya Analisis Gender. Studia Philosophica Et Theologica: 6 (2), 169-186.
Suyanto. (2002). Wayang Malangan. Surakarta: Citra Etnika.
Suyanto. (2013). Pertunjukan Wayang sebagai Salah Satu Bentuk Ruang Mediasi Pendidikan Budi Pekerti. Panggung: 23 (1), 98-108.
Timoer, S. (1988). Serat Wewaton Pedhalangan Jawi Wetan, Jilid I dan II. Jakarta: Balai Pustaka.
Wikandaru, R., Lasiyo. & Sayuti, S. A. (2018). Rasa sebagai Prinsip Pertama Ontologi Harmoni dalam Pathet Pergelaran Wayang. Wawasan: 3 (2), 120-139.
Wikandaru, R., Lasiyo. & Sayuti, S. A. (2019). Ontologi Pathet: Kajian Kritis Terhadap Pathet sebagai Representasi Norma Ontologis Transendental dalam Pergelaran Wayang. Jurnal Filsafat: 29 (2), 244-274.
Yulianti, N. K. D. & Marhaeni, N. K. S. (2021). Analisis Nilai Estetika Pertunjukan Wayang Kulit Cenk Blonk dalam Lakon “Tidak Cukup Hanya Cinta”. Panggung: 31 (2). 239-249
Downloads
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.