Kerukunan Hidup Melalui Seni dan Budaya Nusantara
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v32i4.2301Abstract
Kerukunan merupakan salah satu bentuk kegiatan sosial yang dapat dilakukan melalui seni dan budaya diberbagai lingkungan di antaranya dalam masyarakat dan sekolah diberbagai jenjang pendidikan. Budaya Nusantara mencerminkan tradisi-tradisi atau budaya pada masyarakat. Seni khususnya musik merupakan unsur kebudayaan yang berfungsi sebagai ‘tanda pengenal’ atau sebuah identitas dari suatu bangsa atau suku bangsa. Dalam musik atau karawitan dapat diwujudkan salah satu bentuk kerukunan oleh berbagai jenis instrumen yang digunakan dalam satu perangkat gamelan. Kerukunan ini terbentuk dalam satu perangkat gamelan karena adanya interaksi garap antarinstrumen atau ricikan satu dengan instrumen yang lain. Musik memiliki perbedaan sistem mempengaruhi makna estetika dan nilai kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan krisis moral dan etika bangsa. Penelitian menjadikan pemikiran-pemikiran serta anggapan-anggapan yang terjadi dalam hayatan budaya seni melalui pengalaman individu dalam menjalani kehidupan berdampingan pada budaya seni saat ini. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dan deskriptif analisis dengan melakukan kegiatan mendeskripsi dan analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian data yang telah diperoleh di analisis secara sistematis. Krisis moral dan etika bangsa mempengaruhi paradigma pendidikan yang berorientasi pada seni dan budaya dalam membangun identitas kebangsaan. Kerukunan dilakukan melalui seni dan budaya Nusantara sebagai upaya untuk mengatasi terjadinya krisis moral, di antaranya lewat musik (karawitan). Musik merupakan hasil interaksi garap sehingga membentuk satu kesatuan atau sebuah kerukunan dari berbagai instrumen atau ricikan.
Kata kunci: kerukunan hidup, seni dan budaya, garap, dan interaksi.
References
ABD, Rahmat Asegep, (2004). Pendidikan Tanpa Kekerasan. Jogjakarta: Tiara Wacana.
Ahmadi, (2001). Landasan Pembelajaran. Jogjakarta: Reneka Cipta.
Bakker S.J. J.W.M., (1984). Filsafat Kebudayaan: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Kanisius.
Eliade, Mircea, (2002). Sakral dan Profan Menyingkap Hakikat Agama. Penerjemah Nuwanto, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Gie, The Liang, (1997). Filsafat Keindahan, Yogyakarta: PUBIB.
Gunawan, Ary, (2000). Sosiologi Pembelajaran. Jogjakarta: Renaka Cipta.
Hadi, Y. Sumandiya, (2000). Seni Dalam Ritual Agama, Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.
Harefa, Andrean, (2000). Menjadi Manusia Pembelajar. Bogor: Percetakan Mardi Yuana.
Harefa, Andrean, (2006). Mutiara Pembelajaran. Bogor: Percetakan Mardi Yuana.
Keesing, Roger M., (1999). Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. (penerjemah Samuel Gunawan dan R.G. Soekadijo). Jakarta: Erlangga.
Moleong, J Lexy, (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Mulyana, (1998). Pemahaman Komunikasi atau Peradaban Manusia, Jurnal Polimdo
Nata, Abuddin, (2003). Menajemen Pendidikan. Jakarta: PT Pranada Media.
Prier, Karl-Edmund, (1991). Sejarah Musik I, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Sachari, Agus, (2002). Estetika Makna, Simbol dan Daya. Bandung: ITB.
Santoso, (2008). Eksplorasi Dalam Komunikasi Musikal Pertunjukan Gamelan, Jurnal Panggung Jurnal Ilmiah Seni Buday, 8(1).
Sedyawati, Edi, (2004). Penelitian Seni: Jenis dan Metodenya, disampaikan dalam Lokakarya LPPM ISI Yogyakarta: 28 Mei-1 Juni 2004, Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
Sri Hermawati Dwi Arini, Didin Supriadi, Saryanto, (2015). Karakter Musik Etnik dan Representasi Identitas Musik Etnik (Kajian Musik Gamelan Jawa dan Bali). Jurnal Panggung Jurnal Ilmiah Seni Budaya, 25(2).
Sukerta, Pande Made. (2010). Tetabuhan Karawitan Bali I, Penerbit: ISI Press Solo.
Supanggah, Rahayu. (2002). Bothekan Karawitan I, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Supanggah, Rahayu. (2009). Bothekan Karawitan II. Penerbit: Program Pascasarjana bekerja sama dengan ISI Press Surakarta.
Tanu, (2001). Upaya Memahami Disain Pembelajaran Agama Hindu Di Sekolah. Penelitian mandiri STHN Denpasar.
Tanu, (2007). “Pembelajaran Agama Hindu Di Sekolah”. Berwawasan Multicultural penelitian mandiri IHDN Denpasar. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.