Pengembangan Ragam Hias Batik Bertema Arsitektur Vernakular Kalimantan Timur

Authors

  • Anna Rulia
  • Riza Setiabudi Kurniawan

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v32i2.2119

Abstract

Batik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang diakui dunia secara resmi oleh dunia yang ditandai dengan diakuinya batik oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi pada 2 Oktober 2009. Tanggal 2 Oktober selanjutnya diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dengan potensi pasar yang sangat besar maka batik menjadi pilihan yang sangat penting untuk pemberdayaan ekonomi lokal. Saat ini batik memang belum jadi primadona dalam pemberdayaan lokal di Kalimantan Timur (Kaltim). Namun demikian, usaha batik berkembang cukup baik. Batik Kaltim memiliki ciri khas yang berbeda dengan batik-batik lainnya yang ada di Indonesia. Kaltim sangat kaya dengan tematema yang dapat diangkat sebagai motif batik, salah satunya adalah arsitektur . Bentukan arsitektur yang khas antara lain adalah rumah Lamin dan rumah Kutai. Untuk itulah penelitian ini bertujuan membuat perancangan batik Kaltim dengan tema arsitektur. Lokasi penelitian di Samarinda dan Balikpapan sebagai dua kota utama. Metode yang digunakan meliputi persiapan (observasi terkait arsitektur vernakular dan ragam hias batik Kaltim), eksplorasi (elemen dan prinsip desain), perancangan ragam hias batik bertema arsitektur vernakular Kaltim, serta evaluasi sebagai bahan masukan untuk langkah selanjutnya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan meliputi produk akhir yang dihasilkan adalah motif Batik Kaltim dengan arsitektur vernakular Kaltim.

Kata kunci: batik, Kaltim, arsitektur, vernakular

References

Guntur. (2019). Inovasi Pada Morfologi Motif Parang Batik Jawa. Panggung 29 (4), 374-390

Hananto, B.A., Syarief. A, Udjianto, A.N. (2018). Pengembangan Motif Batik Semarangan Menggunakan Tipografi Sebagai Gagasan Visual. Seni dan Reka Rancang, 1 (1), 1-18

Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif dan Kegunaan. Penerbit Andi. Yogyakarta

Marzuqi, A. (2015). Penciptaan Motif Batik Sebagai Ikon Kabupaten Lumajang. Art Nouveau, 4 (1), 1-12

Mentayani, I. (2012). Menggali Makna Arsitektur Vernakular : Ranah, Unsur dan Aspek-aspek Vernakularitas. Journal of Architecture, 1 (2), 68-82.

Murwati, E.S dan Masiswo. (2013). Rekayasa Pengembangan Desain Motif Batik Khas Melayu. Dinamika Kerajinan dan Batik, 30 (2), 67-72

Rulia, A., & Esfianto, A. (2018). Modifikasi Rumah Kutai Knock Down Sebagai Solusi Perumahan Daerah Rawa. Panggung 28 (3), 258-273.

Salma, I.R., Masiswo, Satria.Y., Wibowo. A.A. (2015). Pengembangan Motif Batik Khas Bali. Dinamika Kerajinan dan Batik, 32 (1), 23-30

Sofyan, A.N., Sofyanto, K., Sutirman, M., Suganda, D. (2018). Kerajinan Payung Geulis Sebagai Kearifan Lokal Tasikmalaya. Panggung 8 (4), 389-402.

Sunaryo, A. (2011). Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Semarang: Dahara Prize

Sunaryo, A. (2002). Nirmana 1. Semarang: UNNES

Syamwil, R., Wahyuningsih, U., Nurohman, S., Amalia. (2015). Pengembangan Batik Berbasis Zat Warna Alam Untuk Menunjang Pariwasata Kabupaten Kendal, Prosiding IENACO, 116-12

Utami, A.N., Setyawan, Dartono, F.A. (2019). Pengembangan Desain Batik Makassar Dengan Sumber Ide Kapal Pinisi. Corak Seni Kriya, 7 (2), 101-108

How to Cite

Rulia, A., & Kurniawan, R. S. (2022). Pengembangan Ragam Hias Batik Bertema Arsitektur Vernakular Kalimantan Timur. Panggung, 32(2). https://doi.org/10.26742/panggung.v32i2.2119

Citation Check