Simbolisme Katak dalam Upacara Meminta Hujan Babangkongan di Desa Surawangi Kabupaten Majalengka

Authors

  • Lina Marliana Hidayat ISBI Bandung, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v31i3.1715

Abstract

Upacara Babangkongan dilaksanakan masyarakat Desa Surawangi Kabupaten Majalengka
pada musim halodo (hujan tidak turun-turun). Masyarakat desa Surawangi percaya bahwa
dengan melaksanakan upacara Babangkongan, hujan akan turun. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan teori simbolisme dari Mircea Eliade yang menekankan
nilai eksistensial simbolisme, di mana simbol selalu mengarahkan pada suatu situasi manusia
terlibat di dalamnya, juga selalu menjaga hubungan dengan sumber kehidupan yang
melingkunginya. Ketika sawah kekurangan air, mereka melakukan upacara meminta hujan
Babangkongan. Upacara dilakukan malam hari dari rumah Kuwu (kepala desa). Diawali dengan
upacara berdoa bersama yang dipimpin seorang kokolot (tetua desa), kemudian aktor yang
berperan sebagai Bangkong (katak) menaiki usungan lalu diarak keliling Desa mengambil
alur melawan arah jarum jam yang disebut Ider Naga. Pada saat keliling itu para pengusung
menirukan suara katak yang bersahut-sahutan, beberapa penduduk sudah menunggu arakarakan
sambil mengguyurkan air dari ember dan wadah lainnya kepada aktor yang berperan
sebagai Bangkong. Upacara Babangkongan berakhir kembali ketitik berangkat di rumah Kuwu
(kepala desa). Kemudian di adakan upacara penutup, upacara Babangkongan selesai. Peniruan
suara katak dan penghadiran aktor yang berperan sebagai katak merupakan bentuk simbolisme
Katak yang erat hubungannya dengan mendatangkan hujan.
Hujan untuk kesuburan sawah.


Kata kunci: Babangkongan, katak, simbolisme katak

References

Bell, Catherine. (2009). Ritual theory, Ritual Practice, New York: Oxford University Press.

Cirlot, J.E. (1971). A Dictinory of Symbols, Second Edition, translate from the Spanish by Jack Sage, London: Rouledge.

Creswell, Jhon W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Diterjemahkan oleh. Ahmad Fawaid, Edisi ketiga, Cetakan ke II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dagun, Save M. (2005). Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Cetakan keempat, Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

Dillistone, FW. (2002). The Power of Symbol, Yogyakarta: Hanindita.

How to Cite

Hidayat, L. M. (2021). Simbolisme Katak dalam Upacara Meminta Hujan Babangkongan di Desa Surawangi Kabupaten Majalengka. Panggung, 31(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v31i3.1715

Citation Check