Konstruksi Konsep Ngocéh dalam Permainan Rebab Topeng Betawi

Authors

  • Dani Yanuar

DOI:

https://doi.org/10.26742/panggung.v30i3.1266

Abstract

ABSTRACT

Ngocéh is a series of rebab melodies that are played quickly with infense intensity of tone production. Ngocéh is a measure of beauty in the Topeng Betawi rebab performance. The study aims to: (1) reveal the constraction of the ngocéh concept in the Topeng Betawi rebab performance; (2) explain about ngocéh practice in Topeng Betawi rebab performance. To answer these problems, the ethnoart approach is used. This study uses qualitative methods, with a description strategy in the form an emic and ethical perspective. The result of this study shows: (1) the strength of Topeng Betawi show lies in the composition of the rebab performance; (2) there are six components that underlie the formation of the concept of ngocéh, that is: jengér, akur, tandes, sébet, kerep, apal, sautan, and rasa; (3) the most important thing in ngocéh in Topeng Betawi rebab performance is the finger segment skill called utikan. Utikan greatly influences the level of flexibility of finger movement, to optimize aspects of tone speed and density. Keywords: Rebab Topeng Betawi, Ngocéh, Ethnoart.

ABSTRAK

Ngocéh merupakan rangkaian melodi permainan rebab yang disajikan secara cepat dengan intensitas produksi nada yang rapat. Ngocéh menjadi ukuran capaian keindahan dalam permainan rebab Topeng Betawi. Studi ini bertujuan untuk: (1) mengungkap konstruksi konsep ngocéh dalam permainan rebab Topeng Betawi, (2) menjelaskan tentang praktik ngocéh dalam permainan rebab Topeng Betawi. Pendekatan ethnoart digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi pendeskripsian digunakan perspektif emik dan etik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kekuatan karakter musikal dari sajian kesenian Topeng Betawi terletak pada komposisi permainan instrumen rebab; (2) terdapat enam komponen yang mendasari terbentuknya konsep ngocéh, yaitu: jengér, akur, tandes, sébet, kerep, apal, sautan, dan rasa; dan (3) yang ditekankan pada praktik perwujudan ngocéh pada permainan rebab Topeng Betawi adalah keterampilan utikan ruas jari. Utikan ini berpengaruh sangat besar terhadap tingkat fleksibilitas gerak jari untuk memenuhi aspek kecepatan dan kerapatan nada secara optimal. Kata Kunci: Rebab Topeng Betawi, Ngocéh, Ethnoart

References

Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (2003). “Ethnoart

Fenomenologi Seni untuk Indiginasi

Seni.” Dewaruci, Volume 1, No. 3 April,

-365.

............ (2005). “Ethnoart: Fenomenologi Seni

untuk Indiginasi Seni dan Ilmu,” dalam

ed. Waridi dan Bambang Murtiyoso,

Seni Pertunjukan Indonesia: Menimbang

Pendekatan Emik Nusantara. Surakarta:

STSI Press.

............(2007).“Ethnosains untuk Etnokoreologi

Nusantara”, dalam ed. Pramutomo,

Etnokoreologi Nusantara: Batasan Kajian,

Sistematika, dan Aplikasi Keilmuannya”.

Surakarta: ISI Press.

Herdini, Heri. (2012). “Estetika Karawitan

Tradisi Sunda”. Panggung. 22 (3), 256-

Irawan, Endah. (2014). “Dinamika

Perkembangan Lagu Gedé”. Panggung.

(1), 84-94.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni

Pertunjukan. Cet 1. Jakarta: Sinar

Harapan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.

(2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

ed.3 – cet.4. Jakarta: Balai Pustaka.

Downloads

Published

2020-09-28

How to Cite

Yanuar, D. (2020). Konstruksi Konsep Ngocéh dalam Permainan Rebab Topeng Betawi. Panggung, 30(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v30i3.1266

Citation Check