Musik Tiup dan Upacara Adat: Kasus Pengayaan Identitas Kebudayaan Musikal pada Masyarakat Batak Toba di Kota Medan
DOI:
https://doi.org/10.26742/panggung.v24i3.123Abstract
ABSTRACT
Â
Up to the 1990’s the use of the gondang sabangunan, the traditional ceremonial music ensamble of the Batak Toba people, still played an important role in the practice of their adat (customary law) ceremonies—such as wedding and funeral ceremonies. In present time, however, the so-called musik tiup, a combination of Western brass instruments and Batak Toba traditional musical instruments, tends  to take place of the role of the gondang sabangunan in the adat ceremonies; its use is in fact countinuous. This paper aims to investigate whether or not it is a kind of  social process of  forming a new musical culture identity of the Batak Toba people in Medan. Ethnomusicological and ethno- historical approaches are used in investigating this particular social phenomenon. This research uses decriptive method and the result shows that, on one hand, the people intend to look after their ances- tors’ traditions through the practice of adat ceremonies where they use musik tiup, yet at the same time, they not only perform traditional gondang repertoires (gondang compositions) but also employ certain instruments of the gondang sabangunan ensamble. On the other hand, through the use of musik tiup the people mean to construct and enrich their musical culture identity.
Â
Keywords: Batak Toba, musik tiup, Gondang Sabangunan, identity, adat
Â
Â
Â
Â
ABSTRAK
Â
Hingga dekade 1990an penggunaan gondang sabangunan, ensambel musik seremo- nial masyarakat Batak Toba Toba di kota Medan, masih memainkan peran yang penting di dalam upacara-upacara adat, antara lain upacara perkawinan dan kematian. Namun, dewasa ini ensambel yang dikenal sebagai musik tiup, yang merupakan kombinasi alat musik tiup logam (dari kebudayaan Barat) dengan alat musik dari kebudayaan Batak Toba, kelihatannya menggantikan posisi ensambel gondang sabangunan di dalam upacara-upa- cara adat; kondisi ini berkesinambungan. Apakah ini suatu dinamika proses sosial dalam rangka pembentukan identitas kebudayaan musikal yang baru bagi masyarakat Batak Toba di kota Medan? Pendekatan etnomusikologi dan etnohistori diaplikasikan dalam hal me- mahami dan menganalisa masalah ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan hasilnya menunjukkan bahwa di satu sisi, masyarakat berusaha menjaga kesinambungan tradisi musik leluhur mereka melalui pelaksanaan upacara adat walaupun dengan format ensambel yang berbeda (musik tiup), tetapi tetap memberi ruang kepada elemen musik dan ekstra musikal tradisi gondang Batak Toba, khususnya instrumen dan melodi gondang. Di sisi yang lain, melalui musik tiup masyarakat memberikan kontribusi pada pengayaan identitas kebudayaan musikalnya.
Â
Kata kunci: Batak Toba, musik tiup, Gondang Sabangunan, identitas, adat
References
AA Ngr Anom Kumbara
“Konstruksi Identitas Orang Sasak di Lombok Timur, Nusa Tenggara Baratâ€. Humaniora, No. 3. Vol. 20: 316-326
F.H. Sianipar
‘Religion and Adat’. The Southeast Asia
Journal of Theolofy. 14 (1): 28 – 33
Harnish, David D.
“The Performance, Context, and Mean- ing of Balinese Music in Lombokâ€. Forum Ethnomusicologicum, 4. Amadeus: 29-58
J. Pardede
“The Question of Christianity, Islam, and Batak Culture in North Sumatra.†Cultures and Societies of North Suma- tra. Reiner Carle (Ed), 235-251. Ber- lin: Dietrich Reimer Verlag
Jan S. Aritonang
Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Ba- tak. Jakarta: BPK Gunung Muli
Kartomi, M.J.
“Revival of Feudal Music Dance and
Ritual in the Former “Spice Island†of
Ternate and Tidore’. Culture and Society
in New Order Indonesia. Hookor (Ed). Singapore: OUP
Liberty Manik
‘Suku Batak dengan “Gondang Batakâ€nya’.
Peninjau. Jakarta. Lembaga Peneliti- an dan Studi DGI 4.1. Jakarta.
M. Nasir
Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia In- donesia
Mauly Purba
“Gereja dan Adat: Kasus Gondang Sabangunan dan Tortor â€. Antropo- logi Indonesia. Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology. Ta- hun XXIV. No. 62.
Nettl, Bruno
The Western Impact on World Music.
New York: Schirmer Books
Pedersen, P.B .
Batak Blood and Protestant Soul: The De- velopment of National Batak Churches in North Sumatra. Michigan: William B. Eardmans Publishing Company
Schreiner, L.
Adat dan Injil. Diterjemahkan oleh P.S. Naipospos. Th. Van den End dan Jan Sihar Aritonang. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Tagor Nainggolan
Batak Toba di Jakarta: Kontinuitas dan Perubahan Identitas. Medan: Penerbit Bina Media
Vergouwen, J.C
The Social Organisation and Custom ary Law of the Toba-Batak of Northern Sumatra. The Hague: Martinus Nijhoff
Downloads
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Penulis yang menerbitkan jurnal ini menyetujui persyaratan berikut:
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution License yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
Penulis dapat mengadakan perjanjian kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya dalam jurnal ini.
Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (mis., Dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.