VISUAL ELEMENTS OF DOGDOG, A TRADITIONAL ART IN CIKARAHA VILLAGE, TASIKMALAYA REGENCY
DOI:
https://doi.org/10.26742/caij.v3i1.2736Abstract
Modernization causes a change in the mindset of society to become more modern. It can affect the public interest in preserving Indonesian traditional arts. For example, Dogdog–a traditional art, is increasingly marginalized nowadays. This study aims to present an overview of the visualization of Dogdog and its development in Cikaraha Tasikmalaya Village amid modernization turmoil. This study used an ethnographic approach, which is the process of naturally collecting data or information to find out the condition of the community concerned. The discussion in this study focuses on the history, visual or visual elements, characteristics, cultural values, and the development and efforts of the community in maintaining and preserving traditional art. The study results show that the Dogdog in Cikaraha Village functions as a ritual means to express gratitude to God and as a means of entertainment. Keywords: Visual elements, Dogdog Art, Cikaraha Village, Traditional ArtReferences
Antara, M., & Yogantari, M. V. (2018). Keragaman budaya Indonesia sumber inspirasi inovasi industri kreatif. SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis Teknologi), 1, 292-301.
Atmadja, N. B. (2010). Ajeg Bali; gerakan, identitas kultural, dan globalisasi: Gerakan, identitas kultural, dan modernisasi. LKIS Pelangi Aksara.
Astuti, Y. S., & Rosali, E. S. (2017). Identifikasi keragaman unsur kKebudayaan di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pengabdian Siliwangi, 3(2).
Creswell, John W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among five apporoaches. Sage Publication Inc.
Halik, A. (2018). Paradigma kritik penelitian komunikasi (pendekatan kritis-emansipatoris dan metode etnografi kritis). Jurnal Dakwah Tabligh, 19(2), 162-178.
Indrastuti, N. S. K. (2018). Representasi unsur budaya dalam cerita rakyat Indonesia: Kajian terhadap status sosial dan kebudayaan masyarakat. Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), 3(3), 189-199.
Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. IKIP Semarang Press.
Julian, I. T., Setiaji, D., & Apriani, A. (2021). Analisis struktur penyajian Kesenian Dogdog Kuda Lumping Panggeuing Ati Group di Citapen Kidul Kota Tasikmalaya. Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni, 4(2), 148-154.
Kuswarno. (2008). Metode penelitian komunikasi: Etnografi komunikasi. Widya Padjadjaran.
Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori komunikasi (Terjemahan Muhammad Yusuf Hamdan)Salemba Humanika.Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan kebudayaan (Manusia dan sejarah kebudayaan, manusia dalam keanekaragaman budaya dan peradaban, manusia dan sumber penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154-165.
Mazhud, N. (2020). Pelatihan gerakan dasar tari tradisional dalam meningkatkan keterampilan menari siswa kelas X SMA LPP UMI. Madaniya, 1(4), 190-201.
Miles, M., & Huberman, M. A. (2009). Analisis data kualitatif: Buku sumber tentang metode-metode baru (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). UI Press. 2009.
Mujib, A. (2009). Hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik). Adabiyyat: Jurnal Bahasa dan Sastra, 8(1), 141-154.
Mulyana, D. (2001).Metodologi penelitian kualitatif: Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Remaja Rosdakarya.
Nurhasanah, L., Siburian, B. P., & Fitriana, J. A. (2021). Pengaruh globalisasi terhadap minat generasi muda dalam melestarikan kesenian tradisional indonesia. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10(2), 31-39.
Putri, K. R. S., & Sabana, S. (2016). Re-interpretasi budaya tradisi dalam karya seni kontemporer Bandung karya Radi Arwinda. Panggung, 26(3).
Putri, R., Mustiah, M., & Lestiyani, T. E. K. (2022). Peran pemerintah daerah dalam melestarikan Tradisi Naik Garudo dalam adat pernikahan di Kabupaten Batanghari [Doctoral Dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi]..Rohmah, F.,
Cahyana, A., & Falah, A. M. (2021). Pengaruh perubahan masyarakat pada perkembangan rupa Wayang Golek Sunda. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 54-63.
Rondhi, M. (2014). Fungsi seni bagi kehidupan manusia: Kajian teoretik. Imajinasi: Jurnal Seni, 7(2), 115-128.
Safliana, E. (2018). Seni dalam perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 7(1), 100-107.
Saryono (2010). Metode penelitian kualitatif. PT. Alfabeta. Setyawan, Aan (2011). Bahasa daerah dalam perspektif kebudayaan dan sosiolinguistik: Peran dan pengaruhnya dalam pergeseran dan pemertahanan bahasa. Proceedings:
International Seminar Language Maintenance and Shift.
Solemede, I., Tamaneha, T., Selfanay, R., Solemede, M., & Walunaman, K. (2020). Strategi pemulihan potensi pariwisata budaya di Provinsi Maluku. Noumena: Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan, 1(1), 69-86.
Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 2(1).
Sulistyohadi, B. S. C., & Purnama, L. (2019). Galeri seni rupa kontemporer. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(1), 390-399.
Surahman, S. (2016). Determinisme teknologi komunikasi dan globalisasi media terhadap seni budaya Indonesia.Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 12(1), 31-42.
Tindaon, R. (2012). Kesenian tradisional dan revitalisasi. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 14(2).
Triwardani, R., & Rochayanti, C. (2014). Implementasi kebijakan desa budaya dalam upaya pelestarian budaya lokal. Reformasi, 4(2).
Wikandia, R. (2016). Pelestarian dan pengembangan seni ajeng sinar pusaka pada penyambutan pengantin khas Karawang. Panggung, 26(1).
Wulandari, W., Cahyana, A., & Falah, A. M. (2021). Perkembangan kesenian Tutunggulan Kampung Sambawa Kabupaten Tasikmalaya. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 9(3), 215-222.
Yusa, I. M. M. (2016). Sinergi sains, teknologi dan seni: Dalam proses berkarya kreatif di dunia teknologi informasi. STIMIK STIKOM Indonesia.