“Luncur Laung” Reinterpretasi Vokal Kesenian Musik Tradisional Nandong Kedalam Komposisi Musik Karawitan

Authors

  • Puja Tri Mulya ISBI ACEH, Indonesia
  • Rizki Mona Dwi Putra ISBI ACEH, Indonesia
  • Rico Gusmanto ISBI ACEH, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/jal.v11i1.3091

Abstract

ABSTRAK “LUNCUR LAUNG” adalah sebuah karya komposisi musik karawitan yang berangkat dari kesenian Nandong tepatnya pada setiap awalan penandong memulai syair. “LUNCUR LAUNG” terdiri dari dua suku kata, yang mana “LUNCUR” berarti meluncur dan “LAUNG” suara yang kuat (nyaring) yang diteriakan (untuk memanggil atau menyeru). Berarti kata “LUNCUR LAUNG” di dalam karya ini dianalogikan sebagai bentuk peluncuran bunyi yang kuat dan nyaring, hal ini terlihat jelas pada kesenian Nandong Simeulue yang mana vokal Over Range yang dibentuk dengan tiga unsur yaitu panjang, tinggi dan melengking tersebut menjadi karakter yang sangat kuat. Fokus karya adalah Over Range yang terdapat dalam vokal Nandong, Over Range disini yaitu merupakan suatu unsur vokal yang dipaksa hingga melewati batas range dari instrument, Over Range pada karya “LUNCUR LAUNG” ini akan diaktualisasikan melalui materi garap serta penggunaan teknik yang dapat mewujudkan ide darya karya ini, perubahan tempo, dan penggarapan harmoni. Karya ini digarap menggunakan pendekatan reintepretasi, dengan menjadikan Over Range serta tiga unsur yang membentuknya yaitu panjang, tinggi, dan melengking sebagai bahan garap melalui instrumen vokal, seurune kale, lili seurune kale, suling, gitar bass, dan gitar elektrik. Kata kunci: Nandong, Over Range, reinterpretasi, Luncur Laung,Vokal. ABSTRACT “LUNCUR LAUNG” is a work of musical composition based on Nandong art, precisely at the beginning of each penandong poem. “LAUNCUR LAUNG” consists of two syllables, where “LAUNCUR” means to glide and “LAUNG” is a strong (loud) sound that is shouted (to call or exclaim). This means that the word "LUNCUR LAUNG" in this work is analogous to a form of launching a strong and loud sound, this is clearly seen in the art of NandongSimeulue where the Over Range vocal which is formed with three elements, namely long, high and shrill, becomes a very strong character. The focus of the work is the Over Range contained in Nandong's vocals. Over Range here is a vocal element that is forced to exceed the range limits of the instrument. Over Range in the work "LUNCUR LAUNG" will be actualized through working on material and using techniques that can realize Darya's ideas. this work, tempo changes, and working on harmony. This work was worked on using a reinterpretation approach, by using Over Range and the three elements that form it, namely long, high and shrill, as material for the work using vocal instruments, seurune kale, liliseurune kale, flute, bass guitar and electric guitar. Keywords: Nandong, Over Range, reinterpretation, LuncurLaung, Vocal.

References

Husna, Hidayatun. (2022) “Kontribusi Masyarakat dalam Pelestarian Seni Nandong (Studi Kasus Desa Kuala Bakti Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Simeulue)”. Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Ar-Raniry.

Isaq, Irwan. (2023). “Kesenian Nandong”. Interview. Simeulue.

Iskandar,Joni.,(2021). “BentukPenyajianKesenianNandongPada Upacara Khitanan Di Desa “Lataling Kecamatan Teupah Selatan Kabupaten Simeulue”. Skripsi. Aceh: Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.

Ismail, Sanusi., et.al. (2020). Nandong: Tradisi Lisan Simeulue. Indonesian

Jurnal of Islamic Historyand Culture.1(1). 1-20.

Kabirrahman. (2023). “Kesenian Nandong”. Interview. Simeulue.

Lubis, Tasnim. (2019) “Tradisi Lisan Nandong Simeulue: Pendekatan Antropolingustik, dalam Tesis Program Doktor S3, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Takari, Muhammad., et. al. (2017). Nandong Smong Nyanyian Warisan Sarana Penyelematan Diri dari Bencana Tsunami dalam Budaya Suku Simeulue di Desa Suka Maju: Kajian Musikal, Tekstual, Fungsional, dan Kearifan Lokal. Laporan Penelitian. Medan: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Waridi. (2008). Gagasan & Kekaryaan Tiga Empu Karawitan: Pilar Kehidupan Karawitan Jawa Gaya Surakarta, 1950-1970-an : Ki Martapengrawit, Ki Tjakrawasita, Ki Nartasabda. Bandung: Etnoteater Publisher.

Tom Vanderbild. (2021). Beginners:Penguin Random House, 2021: Jln. Palagan Tentara Pelajar No. 101, Jongkang, RT 004 RW 035, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 55581.

Published

08-07-2024

Citation Check