GOLOK WALAHIR SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT DESA SINDANGKERTA KABUPATEN TASIKMALAYA

Authors

  • T. Zulkarnain Muttaqien Universitas Telkom, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.26742/atrat.v7i1.916

Abstract

Golok is an Indonesian traditional knife resembling a machete that functions as an implement in gardening or a weapon in a combat. As it serves different purposes such as slashing, splitting, cutting and hewing, golok has slightly different shapes. In some regions in Indonesia, a golok is even considered as a representation of regional identity. Thus, golok is still made and used up to now. Golok Walahir originated from Walahir village in Sindangkerta, Tasikmalaya Regency. Unlike golok originated from other areas that are still produced and become regional icon, golok Walahir is no longer made due to the absence of its blacksmith. A number of efforts must be done to preserve golok Walahir, such as by studying the possibility of remaking the golok and blacksmith generation that will preserve the golok Walahir as an iconic identity of Sindangkerta from generation to generation. Steps taken in the study were identifying the golok Walahir shapes available at present, classifying them, and making replicas of each shape. The study focused on shapes, materials and production process.

Keywords: Golok Walahir, Replica, Process, Conserve, Identity

________________________________________________________________

 

Golok merupakan salah satu alat bantu tradisional untuk melakukan kegiatan berkebun, berladang, dan pada masa lalu digunakan juga untuk bertarung dan bertempur. Bagi sebagian masyarakat di Indonesia golok memiliki fungsi lain, selain sebagai alat bantu kerja, golok dapat dimaknai sebagai wakil dari identitas bagi sebuah daerah atau masyarakat. Oleh karena itu, walaupun hadir berbagai macam alat bantu kerja yang baru, golok tetap dibuat dan digunakan sampai saat ini. Golok Walahir berasal dari desa Walahir di wilayah Sindangkerta Kabupaten Tasikmalaya. Tidak seperti golok dari daerah lain yang sampai saat ini masih diproduksi dan menjadi ikon bagi daerah, perlu dilakukan banyak usaha untuk melestarikan golok Walahir, diantaranya dengan melakukan penelitian dan mengkaji kemungkinan adanya proses pembuatan ulang golok sehingga muncul pandai besi penerus dan golok Walahir sebagai salah satu identitas masyarakat dapat dilestarikan. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk golok walahir yang masih ada saat ini dan mengklasifikasikannya, lalu membuat replika dari masing-masing bentuk yang ditinjau dari aspek bentuk, material dan proses produksi.  

Kata Kunci: Golok Walahir, Replika, Proses, Lestari, Identitas

References

Ajip Rosidi. (1985). Manusia Sunda, Sebuah Esai Tentang Tokoh-Tokoh Sastra dan Sejarah. Jakarta: Inti Idayu Press.

Asep Sufyan Muhakik Atamtajani. (2014). Produk Perhiasan Trapart Karya Nunun Tjondro.

TN. (TT). Analisis Personalisasi dan Diferensiasi Terhadap Ragam Aksesori. STSI Bandung.

Mamat Sasmita. (2008). Kujang, Bedog, dan Topeng. Pusat Studi Sunda.

T. Zulkarnain Muttaqien. (2015). Rekonstruksi Visual Golok Walahir oleh Pak Awa sebagai Upaya Pelestarian Identitas Budaya Masyarakat Desa Sindangkerta Kabupaten Tasikmalaya. Institut Seni Budaya Indonesia Bandung.

Published

2019-07-17

How to Cite

Muttaqien, T. Z. (2019). GOLOK WALAHIR SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT DESA SINDANGKERTA KABUPATEN TASIKMALAYA. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(1). https://doi.org/10.26742/atrat.v7i1.916

Citation Check