PENGARUH PERUBAHAN MASYARAKAT PADA PERKEMBANGAN RUPA WAYANG GOLEK SUNDA
DOI:
https://doi.org/10.26742/atrat.v9i2.1723Abstract
Sebagai sebuah karya seni hasil dari tradisi manusia, wayang Golek ikut menjadi saksi perjalanan zaman dan pernah menjadi magnet yang sangat diminati menjadi hiburan utama mayoritas masyarakat di Jawa Barat. Selama perjalanan waktu tersebut ditemukan bahwa Wayang Golek secara umum mengalami perkembangan dan perubahan sejak pertama kali diciptakan mengikuti perubahan dari masyarakat pula. Visual dari benda Wayang Golek sendiri berpaku pada Estetika dan simbol yang terkonsep pada nilai-nilai dan norma-norma dari masyarakat suku Sunda itu sendiri. Sementara Wayang Golek inovasi dan modern dimaksudkan pada Wayang Golek yang muncul pada tahun 1980-2000an dimana R.U Paratasuanda dan Asep Sunandar Sunarya menjadi penggebraknya. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi membawa pengaruh besar pada masyarakat Indonesia dan wayang Golek itu sendiri. Semakin beragamnya gadget yang memudahkan pekerjaan manusia, konten hiburan yang sangat menarik minat muncul sangat banyak di internet dan faktor-faktor lain mau tidak mau menuntut Wayang Golek untuk beradaptasi sehingga dapat terus menunjukan eksistensi dirinya dalam masyarakat.
Kata Kunci : Wayang Golek, Studi Antropologi, Aspek Visual
------------------------------------------------------------------------------------------
As a work of art as a result of human tradition, wayang Golek has witnessed the passage of time and has become a magnet that is in great demand as the main entertainment for the majority of people in West Java. During the course of time, it was found that Wayang Golek in general experienced developments and changes since it was first created following changes in society as well. The visuals of the Wayang Golek objects themselves are based on aesthetics and symbols which are conceptualized on the values and norms of the Sundanese people themselves. While the innovative and modern wayang golek is meant for the puppet show that emerged in the 1980-2000s where R.U Paratasuanda and Asep Sunandar Sunarya became the pioneers. The development of science, technology and information has had a major influence on Indonesian society and the wayang Golek itself. The increasing variety of gadgets that facilitate human work, very interesting entertainment content appears on the internet and other factors inevitably require Wayang Golek to adapt so that it can continue to show its existence in society.
Keywords : Wayang Golek, Anthropological Studies, Visual Aspects
References
Faisal, Muh. (2014). Tokoh Wayang Populer. Yogyakarta: Hafamira.
Hazim, Amir. (1991). Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Diakses pada 21 Oktober 23.28.
Mertosedono, Amir. S.H. (1986) Sejarah Wayang. Asal-usul, jenis dan Cirinya. Semarang: Dahara Prize. Diakses pada 21 Oktober 23.15.
Soepandi, Atik Sekar. (1984) Pola Pagelaran Wayang Golek Purwa Gaya Priangan. Jakarta: Pustaka Buana. Diakses pada 21 Oktober 23.21.
Suparta, I Made. (2010). Unsur Unsur Seni Rupa. Repository Jurnal ISI Denpasar, Dipublikasikan Mei 2010. Diakses pada 11 Januari 04.40.
Suryana, Jajang. (2002) Wayang Golek Sunda Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. Bandung: Kiblat. Diakses pada 21 Oktober 23.01.
Wibisono, Gunawan. (1983). Wayang Sebagai Sarana Komunikasi (Bunga Rampai). Jakarta : Gramedia.
Sumber Jurnal :
Rahim.M. Seni Dalam Antropologi Seni. (2009). Bahan Ajar Fakultas Seni Rupa Dan Desain Universitas Kristen Maranatha. Diakses pada 02 Juli pukul 07.02.
Sumber Internet :
https://serupa.id/unsur-unsur-seni-rupa-dan-desain. Diakses pada 11 Januari 2021 03.05.
http://sundaneseethniccanszz.blogspot.com/2012/12/nama-tokoh-wayang-golek.html .Diakses pada 20 Januari 2021 04.35
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to jurnal Atrat and Jurusan Seni Rupa STSI Bandung as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Jurnal Atrat and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in jurnal Atrat are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form JTSiskom]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document or fax :
Agus Cahyana (Editor-in-Chief)
Editorial Office of Jurnal Atrat
Department of fine art and design. ISBI Bandung
Jl. Buah Batu 212
Email: jurnalatrat@gmail.com